Layanan Kereta Api Luar Biasa Diperpanjang, Warga Umum Bisa Naik

Kereta Api Luar Biasa - (YouTube: Dhannie Setiawan)
Kereta Api Luar Biasa - (YouTube: Dhannie Setiawan)

JAKARTA – PT Indonesia (PT KAI) memperpanjang masa operasional api luar biasa mulai Senin (8/6) hingga tanggal 11 Juni 2020. Berbeda dengan operasional sebelumnya, kali ini masyarakat umum diperbolehkan untuk menggunakan moda tersebut, tetapi tetap harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ditentukan.

“Mulai 8 hingga 11 Juni, kereta api luar biasa dapat digunakan seluruh masyarakat dengan melengkapi syarat-syarat tertentu,” jelas Vice President Public Relations PT KAI, Joni Martinus, dilansir Antara. “Untuk membeli KLB, calon tetap diharuskan bebas dari COVID-19, dengan menunjukkan hasil PCR Test atau Rapid Test yang negatif dan masih berlaku.”

Sementara, khusus bagi calon penumpang yang akan menggunakan KLB dari dan menuju Provinsi DKI Jakarta, diharuskan memiliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) DKI Jakarta. Jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, calon penumpang dilarang menggunakan KLB. “Perpanjangan operasi KLB ini merupakan bentuk komitmen untuk tetap melayani mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19,” sambung Joni.

PT KAI menuturkan, calon penumpang KLB dapat membeli tiket hanya di keberangkatan mulai H-2. Pembelian tiket ini tidak dapat diwakilkan. Ketika pergi ke stasiun, calon penumpang juga wajib mengenakan masker dan harus sehat, termasuk tidak flu, tidak demam, dan tidak batuk. Calon penumpang pun harus memiliki suhu tubuh tidak lebih dari 37,3 derajat Celcius.

Perseroan sendiri masih tetap mengoperasikan enam KLB yang melayani tiga rute, yakni Gambir-Surabaya Pasarturi lintas selatan PP, Gambir-Surabaya Pasarturi lintas utara PP, dan Bandung-Surabaya Pasarturi PP. Perjalanan dari arah Surabaya hanya akan beroperasi setiap tanggal ganjil, sedangkan KLB dari arah Jakarta dan Bandung hanya akan beroperasi setiap tanggal genap.

Sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19, PT KAI juga menerapkan pembatasan kapasitas angkut dengan menjual hanya 50 persen tempat duduk dari kapasitas kereta. Selain itu, perusahaan pun telah membuat tanda batas antre dan marka pada tempat duduk di stasiun dan kereta untuk menerapkan physical distancing.