
PALEMBANG – Dalam waktu dekat, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dikabarkan akan menghadirkan gerai UMKM di stasiun light rail transit (LRT) Sumatera Selatan atau LRT Palembang. Tujuan dihadirkannya gerai UMKM di stasiun LRT Sumatera Selatan tersebut diharapkan akan memberikan dampak positif, salah satunya dari sisi pendapatan.
“Sistemnya nanti akan ada sharing profit antara pihak LRT dan UMKM melalui kerja sama yang dilakukan ini,” papar Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Prih Galih, dikutip dari Sonora. “Setiap stasiun LRT nantinya akan menyediakan 10 tenant UMKM, baik itu sektor kuliner, fashion, hingga kerajinan. Insya Allah sebelum Lebaran pelaku UMKM sudah bisa berjualan di sini.”
Sebelum rencana menghadirkan gerai UMKM, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan juga telah membuka peluang kerja sama pemanfaatan aset LRT dengan pihak ketiga. Pihak swasta yang tertarik bekerja sama, dapat memanfaatkan ruang di 13 stasiun LRT Palembang maupun ratusan tiang yang menyangga rel LRT untuk memasang iklan.
“Sebetulnya sudah ada yang minat, tetapi karena masih pandemi Covid-19, harganya belum sesuai antara kami dengan pihak ketiga tersebut,” terang Galih beberapa waktu yang lalu, dilansir dari Bisnis. “Penawaran kerja sama aset yakni pemanfaatan bagian di dalam dan luar stasiun, maupun di dalam kereta LRT untuk ruang beriklan.”
Menurut Galih, saat ini pendapatan LRT Sumatera Selatan masih bersumber dari tiket penumpang. Sementara untuk tiket LRT, masih mendapat subsidi dari pemerintah pusat karena masuk dalam kategori tarif kereta perintis. “Karena itu, jika kami bisa menggenjot pendapatan di luar bisnis utama LRT Sumatera Selatan, maka ada potensi untuk mengurangi subsidi,” pungkas Galih.
Hingga detik ini, LRT Sumatera Selatan memang masih belum bisa mengharapkan pemasukan dari tiket. Pasalnya, meskipun stiker tanda jaga jarak pada tempat duduk sudah dilepas, kapasitas penumpang tetap dibatasi maksimal 60 persen dari kapasitas total. Jumlah kapasitas tersebut mengalami kenaikan dari kebijakan sebelumnya yang hanya 30 persen. Penumpang juga masih tetap diimbau menerapkan protokol kesehatan saat menumpang LRT Sumatera Selatan.
Leave a Reply