
Masinis kereta naas Spanyol, mengaku tak bisa menjelaskan penyebab kecelakaan yang menewaskan 79 orang akibat menabrak tembok beton tersebut. Pengakuan masinis ini tercantum dalam berkas interogasi terhadapnya, yang dimuat di situs koran El Pais.
Francisco Jose Garzon mengatakan pada jaksa Antonio Roma yang mengintrogasinya bahwa dia sama sekali tidak mengetahui penyebab kecelakaan.
“Saya tak tahu. Andai saja saya tahu . . . momok ini akan saya bawa terus dalam sepanjang hidup saya,” ungkapnya.
Garzon mengatakannya ketika menjawab pertanyaan jaksa Roma tentang apa yang dipikirkanya sesaat sebelum kecelakaan.
Ketika lagi-lagi Roma menanyakan pertanyaan yang sama, Garzon menjawab, “Jujur saja, saya tidak tahu.”
Ia juga menyatakan bahwa dirinya tidak meminum alkohol sebelum bertugas. “Hanya kopi,” ujarnya.
Garzon juga menegaskan bahwa dia tidak sedang bermain Facebook atau mengakses email pribadi ketika insiden terjadi.
Ia menjelaskan bahwa dirinya menggunakan tablet untuk membuka buku elektronik petunjuk rute kereta.
Interogasi yang dilakukan sebelum penyidik meneliti kotak hitam kereta mendapatkan pegakuan Garzon bahwa ia tidak cukup gigih untuk menghentikan laju kereta di dekat kota Santiago de Compostela, di Spanyol barat laut.
Saat insiden terjadi kereta melaju dengan kecepatan 192 km/jam saat berada di tikungan. Padahal seharusnya kecepatan maksimal kereta menurut peraturan adalah 80 km/jam.
Seketika itu juga, rangkaian kereta dengan delapan gerbong tersebut anjlok dari rel dan menghantam dinding beton.
Ketika Senin (29/07/2013) lalu kotak hitam dibuka, dari alat ini terungkap Garzon melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Renfe dan membahas beberapa dokumen sesaat sebelum kecelakaan.
Para pejabat mengatakan mungkin saja keteledoran Garzon inilah yang menjadi penyebab kecelakaan, namun sampai saat ini belum ada dakwaan resmi kepadanya.