SURABAYA–Masuknya kereta api logistik (kalog) rute Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS) ke terminal barang Sungai Lagoa, Tanjung Priok, Jakarta, dinilai bukan ancaman bagi perusahaan pelayaran di Surabaya. Sebab, moda transportasi kapal dinilai tetap lebih unggul daripada kereta api (KA).
Kepala Cabang Perusahaan Pelayaran Nasional PT Meratus Line Surabaya Slamet Raharjo mengatakan bahwa pengoperasian KA angkutan peti kemas yang diresmikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kemarin (9/4) bukan saingan usaha pelayaran.
Sebab, menurut Slamet, penawaran layanan angkutan peti kemas tujuan Surabaya- Jakarta sudah bertambah banyak. “Ada kereta api Surabaya-Jakarta. Ada paket port-to-port kerja sama Pelindo II Tanjung Priok dan Pelindo III Tanjung Perak dengan pelayaran yang hanya bayar Rp 2 juta dan sekarang ada lagi KA angkutan peti kemas rute TPS-Jakarta,” paparnya kemarin.
Slamet menjelaskan bahwa itu bukan saingan karena paket layanan yang dijual tiap operator berbeda. “Ada yang sebatas pengangkutan dari pelabuhan ke pelabuhan, stasiun ke stasiun, dan ada lagi antara lapangan penumpukan dengan stasiun, yakni antara TPS dan Jakarta. Jadi, berbeda,” tuturnya.
Padahal, kata Slamet, masih ada pelayanan angkutan peti kemas door-to-door. Layanan tersebut melayani pengangkutan peti kemas mulai titik pengambilan barang sampai dikirim ke tempat penerimaan barang. Sementara itu, Jonan mengatakan bahwa layanan KA angkutan peti kemas dimaksudkan supaya pengguna jasa angkutan peti kemas memiliki banyak pilihan.
“Kereta api masuk terminal supaya pengguna jasa memiliki banyak pilihan. Semua pelabuhan besar akan memiliki jalur kereta api,” jelasnya ketika meresmikan pengoperasian KA angkutan peti kemas rute TPS-Jakarta di lapangan penumpukan peti kemas TPS kemarin.
Dalam acara peresmian kemarin dilakukan pengangkutan perdana peti kemas dengan reefer container atau peti kemas yang berpendingan milik perusahaan pelayaran, Yang Ming Line, sebanyak 14 boks ukuran 40 feet.
Kepala Cabang Yang Ming Line Surabaya Takris mengatakan bahwa peti kemas yang digunakan pada pelayanan perdana tersebut kosong tanpa muatan.
Namun, pihaknya belum tahu apakah penggunaan KA angkutan peti kemas itu menjadi program kerja sama berkelanjutan dengan kalog. Sebab, yang mengambil keputusan adalah kantor pusat di Jakarta.
Manajemen TPS optimistis bahwa masuknya KA angkutan peti kemas di TPS akan memperlancar angkutan peti kemas Surabaya-Jakarta. Khususnya pengangkutan peti kemas yang bermuatan barang impor jenis reefer container. (fa/c1/jay/jpnn)