Mengenal Lebih Dekat Stasiun Kereta Api Bangil Pasuruan

(BG) adalah sebuah stasiun api yang terletak di Pogar, Bangil, Pasuruan. Stasiun ini terletak di ketinggian +9 m dan masuk di Daerah Operasi VIII Surabaya. Stasiun Bangil menjadi stasiun terbesar di wilayah Kabupaten Pasuruan. Stasiun yang diresmikan tahun 1878 memliki keistimewaan yaitu terletak di persimpangan Jalur Surabaya-Malang. Jalur Bangil-Malang sendiri diresmikan 20 Juli 1879.

Stasiun Bangil memiliki panjang hingga keberadaanya saat ini. Sejarah stasiun Bangil berkaitan erat dengan sejarah perkeretaapian wilayah Malang. Pembangunan stasiun ini dimulai dari rencana Belanda untuk membangun jalur KA rute Surabaya–Pasuruan–Malang pada tanggal 6 April 1875. tersebut dipimpin oleh David Marchalk, seorang anggota militer Belanda yang pernah menjadi surveyor untuk pembangunan rel KA jalur Jakarta–Bogor.

Pada tahap pertama, pembangunan diawali dari jalur Surabaya–Pasuruan melalui Porong. Sebagai stasiun awal, dibangunlah Spoorstation Semoet (sekarang Surabaya Kota) yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal JW van Lasberge pada tanggal 16 Mei 1878. Pada hari yang sama juga diberangkatkan kereta api pertama dari Stasiun Semut menuju Porong, Sidoarjo. Dua hari kemudian, Gubernur juga meresmikan jalur KA Surabaya–Pasuruan sebagai kelanjutan dari pembangunan jalur KA Surabaya–Porong.

Pada tahap kedua baru dibangun rel KA jalur Pasuruan – Malang yang terdiri dari 3 bagian, yaitu jalur Bangil – Sengon sepanjang 21 kilometer, jalur Sengon – Lawang sepanjang 10 km dan terakhir jalur Lawang – Malang sepanjang 18 km.  Pada tahap inilah Bangil Pasuruan dibangun. Gaya arsitektur bangunannya pun bergaya kolonial khas bangunan Belanda, yang masih tetap bisa dilihat hingga saat ini.

Peresmian jalur ini dilaksanakan pada 20 Juli 1879. Perkeretaapian di wilayanh Malang semakin berkembang pada kurun waktu 1897 – 1908, dengan pembangunan dan operasional beberapa jalur KA di sekitar Malang dan Singosari.

Jalur Bangil–Lawang menjadi jalur rel kereta api dengan tanjakan paling terjal di wilayah Kabupaten Pasuruan (wilayah Daop VIII Surabaya). Hal ini dikarenakan letak Stasiun Bangil yang berada di ketinggian 9m DPL (di atas permukaan laut), sedangkan Stasiun Lawang terletak di ketinggian 484m yang merupakan stasiun tertinggi di wilayah Daop VIII Surabaya. Sehingga dalam jarak 31 km, jalur KA naik setinggi 475 meter atau kemiringan 15,3‰ (naik/turun 15,3m setiap jarak horizontal 1.000m). Pada masa lok uap, KA yang lewat di jalur ini ditarik dengan lok jenis D52 atau F10 (menurut penuturan masinis Dipo Malang).

Pada masa itu, jalur KA Surabaya–Malang digunakan oleh Staatsspoorwegen (SS) atau PT KA milik Pemerintah Hindia Belanda waktu itu. dari Surabaya ke Malang dengan lokomotif uap saat itu ditempuh selama 4 jam. Maklum saja, dengan terjalnya jalur Bangil–Lawang membuat KA melaju sangat pelan.

Rute perjalanan KA ini mulai dari Spoorstation Semoet melalui stasiun Gubeng, Wonokromo, Sidoarjo, Bangil, Sukorejo, Lawang, Blimbing dan Malang. karcisnya juga bervariasi, untuk Kelas 1 (Eksekutif) 1,90 Gulden, Kelas 2 (Bisnis) 1,30 Gulden dan untuk Kelas 3 (Ekonomi) 0,64 Gulden.

Hingga pada saat ini, stasiun Bangil tetap beroperasi dan menjadi stasiun utama di wilayah Pasuruan. Stasiun Kereta Api Bangil kini melayani ekonomi, eksekutif dan bisnis yang terdiri dari kereta api Logawa untuk jalur Purwokerto-Jember, Kereta api Penataran untuk rute Surabaya Gubeng-Blitar, Sri Tanjung untuk rute Yogya Lempuyangan-Banyuwangi Baru, Tawang Alun untuk Malang Kota Baru-Banyuwangi Baru serta Mutiara Timur yang melayani rute Surabaya Gubeng dan Banyuwangi Baru.

Berikut Kereta Api di Stasiun Bangil (BG) sesuai GAPEKA 2014:

No KA KA Tujuan Kelas Tiba Berangkat
88 Mutiara Timur Surabaya Gubeng (SGU)) Eksekutif & Bisnis 03.26 03.31
207 Probowangi Banyuwangi Baru (BWB) Ekonomi AC 05.28 05.31
170 Logawa Purwokerto (PWT) Ekonomi AC 07.46 07.52
85 Mutiara Timur Banyuwangi Baru (BW) Eksekutif & Bisnis 09.46 09.52
188 Tawang Alun Malang Kotalama (MLK) Ekonomi AC 10.56 11.20
176 Sri Tanjung Yogyakarta Lempuyangan (LPN) Ekonomi AC 12.07 12.12
86 Mutiara Timur Surabaya Gubeng (SGU) Eksekutif & Bisnis 14.21 14.29
174 Sri Tanjung Banyuwangi Baru (BWB) Ekonomi AC 14.27 14.31
168 Logawa Jember (JR) Ekonomi AC 15.42 15.50
190 Tawang Alun Banyuwangi Baru (BWB) Ekonomi AC 16.13 16.43
208 Probowangi Surabaya Kota (SB) Ekonomi AC 20.40 20.45
87 Mutiara Timur Banyuwangi Baru (BW) Eksekutif & Bisnis 23.00 23.05

2 Comments

  1. Apa jalur KA Bangil – Lawang yang paling terjal di Jawa Timur selain DAOP 8 Surabaya? Di Jawa Timur ada 4 DAOP KA: DAOP 4 Semarang, DAOP 7 Madiun, DAOP 8 Surabaya dan DAOP 9 Jember.

    • Kami belum berkesempatan untuk menggali informasi tersebut. Tapi yang jelas, jalur Bangil–Lawang menjadi jalur rel kereta api dengan tanjakan paling terjal di wilayah Kabupaten Pasuruan.
      Mungkin di lain waktu akan kami bahas hal itu dalam tulisan mendatang 🙂 Terimakasih.

Komentar ditutup.