JAKARTA – Konsorsium BUMN memamerkan mock-up monorel buatan konsorsium BUMN di kawasan Monas sejak kemarin (22/6) hingga 7 Juli mendatang.
Monorel tersebut ditawarkan Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada Gubernur DKI Jokowi untuk melayani jalur Cibubur-Cawang sepanjang 13,728 km, Cawang-Kuningan 7,170 km, dan Bekasi Timur-Cawang 18,138 km. Di kesempatan itu ia bersama dengan Gubernur DKI Joko Widodo, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, mantan Gubernur DKI Sutiyoso, dan Dirut Adhi Karya Kiswodarmawan.
“Kreasi monorel dari teman-teman bisa diuji. Kami sudah coba di Madiun di 3 bulan lalu. Sudah sempurna maka kita boyong ke sini. Termasuk sistem ticketing. Pak Jokowi, mau dipakai atau tidak silahkan, yang penting anak bangsa bisa bikin,” ucap Dahlan di depan tamu undangan yang hadir di Lapangan Monas Jakarta, Sabtu (22/6/2013).
Monorel itu merupakan proyek konsorsium dari beberapa perusahaan pelat merah, yakni Adhi Karya, INKA, LEN, Jasa Marga, Angkasa Pura II, Pelindo, dan Telkom Indonesia.
“Ini adalah monorel karya bangsa kita sendiri. Sengaja kita sajikan di sini agar masyarakat bisa melihat, bahkan merasakan langsung berada dalam monorel ini,” ujar Dahlan Iskan.
Dahlan mengklaim monorel yang dibuat konsorsium BUMN itu jauh lebih baik daripada monorel yang sudah beroperasi di Kuala Lumpur. Salah satu keunggulannya, kapasitas monorel produksi Madiun lebih besar daripada yang dimiliki Malaysia. Satu gerbong bisa menampung sekitar 200 penumpang. Kapasitas angkut ini dianggap sangat penting, karena tujuan pembangunan monorel untuk mengurangi kemacetan terutama di jam-jam sibuk
“Ini nggak kalah dengan monorel di Kuala Lumpur. Sistem lebih modern daripada monorel di Malaysia, dua kali lipat kapasitasnya,” ucapnya, dikutip Detik.com.
Ada dua mock-up monorel produksi konsorsium BUMN yang dipamerkan di Monas. Yakni, monorel Jabodetabek atau Jakarta Link Transportation (JLT) dan Automatic Container Transportation (ACT) untuk Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan mock-up Automatic People Mover System (APMS) produksi Konsorsium BUMN yang dibuat untuk melayani perpindahan penumpang antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta tidak ikut dipamerkan.
Untuk mengembangkan monorel Jabodetabek, Dahlan memperkirakan konsorsium BUMN butuh anggaran Rp 7 triliun. Pekerjaan diperkirakan hanya memerlukan waktu 18 bulan sejak persetujuan pemerintah diberikan. Pasalnya, monorel tidak membutuhkan pembebasan lahan karena menggunakan lahan di sisi tol milik Jasa Marga.
Untuk monorel di terminal peti kemas diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 2,5 triliun. Namun, saat ini proyek monorel itu masih tertahan karena peraturan presiden belum turun. Proyek tersebut melintasi dua provinsi, yakni Jawa Barat dan DKI.