
Penajam – Yusran Aspar selaku Bupati Penajam Paser Utara (PPU) menegaskan bahwa pembangunan kereta api Borneo akan tetap berjalan, meski prosesnya masih sebatas survei, perencanaan jalan, dan pembebasan lahan. Hal ini juga berlaku untuk sejumlah proyek lain di kawasan tersebut yang telah di-groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
“Ini sebuah proyek besar, bukan perkerjaan seperti membuat pisang goreng atau roti yang proses pembuatannya begitu mudah. Di sana kita masih perlu pembebasan lahan, survei dan perencanaan trase jalan dan sebagainya. Selain itu, pengusaha tentu mereka juga teliti dan tidak mau rugi,” ungkap Yusran.
Melengkapi pernyataannya, Yusran mengatakan bahwa keseriusan pemerintah untuk mewujudkan kereta di tanah Borneo ditunjukkan melalui aksi Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak yang bertandang langsung ke Rusia untuk membahas pembangunan tersebut.
Selain itu, pemerintah Rusia juga turut menunjukkan keseriusannya dengan melakukan pembebasan lahan di KIB. Bahkan, dana anggaran yang terserap oleh aktifitas pembebasan ratusan hektar lahan tersebut cukup besar.
Masalah yang menjadi penghambat pembangunan kereta api ini justru dinilai berasal dari perubahan regulasi yang belum juga dilakukan.
“Dengan kondisi tersebut, proyek pembangunan rel kereta ini yang ditargetkan selesai dalam kurun waktu 5 tahun tersebut diperkirakan akan mundur. Tetapi, kita berharap proyek tersebut selesai tepat waktu,” lanjutnya.
Yusran berharap, pemerintah pusat segera merubah aturan terkait perkeretaapian yang menghambat proses pembangunan, sehingga proyek kereta api pertama di Kalimantan dapat diselesaikan dengan tepat waktu.