Momen Lebaran Bagi Para Petugas Penjaga Palang Pintu Kereta Api

Penjaga Palang Pintu Kereta di Dalam Posnya
Petugas Pintu Kereta di Dalam Posnya (foto: detik.com)

– Ketika momen , ribuan orang akan berangkat mudik agar bisa menikmatinya bersama keluarga di kampung halaman. Namun ini tidak berlaku bagi para petugas yang menjaga perlintasan . Meskipun lebaran, mereka harus tetap melaksanakan tugas di posnya masing-masing.

Salah satunya adalah Turasman (54) yang bertugas menjaga palang pintu rel kereta api Cipinang Lontar, Jakarta Timur. Turasman telah bekerja sejak tahun 1980 sebagai penjaga palang pintu kereta api. Dia juga telah melewatkan momen-momen lebaran bersama keluarga karena tugasnya.

“Kurang lebih sudah 33 tahun belum pernah bisa pulang kampung, sekalinya pulang itu sekali itu pun tahun 1988,” ungkap Turasman kepada detikcom di pos penjagaanya, Minggu (21/7/2013).

Kakek dengan tiga orang cucu tersebut berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Namun ia harus rela melewatkan Lebaran tanpa pulang kampung untuk mengabdikan dirinya melayani masyarakat.

“Keterbatasan waktu dan izin, mau nggak mau kita nggak bisa pulang kampung karena jaga perlintasan kereta,” imbuhnya.

Menurut Turasman, sejak H-7 Lebaran, intensitas kereta yang berangkat ke Jawa akan meninggi. Bahkan, dalam kurun waktu sehari mencapai 200 kereta yang melintas.

“Kalau sudah mau dekat-dekat bisa tiap 2 menit sekali kereta lewat,” ujarnya.

Meskipun harus melewatkan momen Lebaran bersama keluarga, Turasman tak sekali pun mengeluhkan keadaannya. Baginya, tugas untuk menjaga perlintasan kereta adalah tanggung jawabnya.

Kalau macet kendaraan padat kita benar-benar repot, apalagi kalau kendaraan susah diatur. Kita mah berharap selama jaga pintu tidak ada kejadian apa-apa,” imbuhnya lagi.

Begitu juga yang dirasakan Suwono (35), petugas penjaga perlintasan kereta api Pisangan Baru yang berasal dari Purworejo. Hampir 15 tahun ia tidak merayakan Lebaran dengan pulang kampung.

“Kita mah sudah biasa, paling kalau lebaran cuma istri sama anak saja yang pulang,” ujarnya.

Dia bersyukur ketiga putranya dapat memahami pekerjaannya yang membutuhkan tanggung jawab penuh. Suwono bahkan pernah ketika itu menikmati malam takbiran di posnya yang berukuran 3×4 meter.

“Malam takbiran juga kita harus standby. Alhamdulillah anak pada ngerti semua kerjaan bapaknya, paling kalau anak-anak mau pulang kampung kita cari hari libur lain,” kata Suswono kepada detikcom sambil tersenyum.

Tentang Dinar Firda Rosa 263 Articles
Peminat studi Teknik Informatika, saat ini bermukim di Malang - Jawa Timur