JAKARTA – Meski mengalami beberapa kendala, terutama yang terkait dengan pembebasan lahan, namun proyek MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta diharapkan bisa beroperasi sesuai dengan target, yaitu pada bulan April 2019 mendatang. Sebelum itu, angkutan transportasi massa berbasis rel ini rencananya akan melakukan serangkaian uji coba pada bulan Desember 2018.
“Hingga tanggal 30 September 2017, perkembangan konstruksi mencapai 80,16 persen, dengan rincian pembangunan stasiun elevated (layang) 70,16 persen dan underground (bawah tanah) mencapai 90,26 persen,” papar Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim. “Sementara, pemasangan railway, track-work, dan rolling stock mencapai 45,09 persen. Karena itu, kami menargetkan perkembangan konstruksi MRT bisa mencapai 83 persen sampai 85 persen pada akhir Oktober 2017.”
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menambahkan bahwa untuk infrastruktur MRT, akan tersedia pada bulan Juli 2018. Dua bulan sebelumnya, kereta yang akan digunakan dipastikan telah sampai di Jakarta. “Kereta itu akan mulai datang pada bulan April 2018, kemudian seluruh infrastruktur akan kami selesaikan pada bulan Juli 2018,” terang dia.
“Setelah semua infrastruktur terbangun dan kereta tiba, kami akan melakukan tahap uji coba, tetapi tanpa penumpang, untuk memastikan sistem MRT beroperasi dengan baik dan terintegrasi satu sama lain,” lanjut William. “Bulan Desember 2018, kami akan mulai mengoperasikan kereta. Jadi, harus di-trial run. Kami harus memastikan pada saat Maret 2019 itu, the all systems harus ready.”
Proses pembebasan lahan kini menjadi satu-satunya masalah yang sepenuhnya belum terselesaikan dalam proyek MRT Jakarta. Hingga saat ini, masih ada tiga bidang lahan yang belum dibebaskan, yang lokasinya berada di sekitar Stasiun Haji Nawi di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. Dari tiga bidang yang belum bebas, satu bidang posisinya untuk area entrance stasiun dan dua bidang untuk area drop-off.
“Area entrance adalah jalur masuk yang menghubungkan trotoar dengan area stasiun,” jelas Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah. “Sementara, area drop-off adalah jalur untuk kendaraan yang ingin menaik atau turunkan penumpang yang akan masuk atau baru saja keluar dari stasiun.”