JAKARTA – PT MRT Jakarta (Perseroda) kembali menghadirkan gerbong khusus penumpang perempuan mulai Senin (27/3) kemarin. Terletak di kereta paling depan atau kereta nomor satu, gerbong tersebut hanya berlaku pada hari kerja (Senin sampai Jumat) di jam-jam sibuk, yakni pagi hari pukul 07.00 sampai 09.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 sampai 19.00 WIB.
“Penerapan aturan ini merupakan bagian dari upaya kami memberikan rasa aman dan nyaman yang lebih kepada perempuan pengguna jasa MRT Jakarta,” terang Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda), Muhammad Effendi, dalam keterangan resminya. “Meskipun sejak beroperasi pada 2019 lalu kami belum menerima laporan terkait pelecehan seksual, tetapi penerapan aturan ini merupakan bagian dari menghadirkan tindakan pencegahan terhadap hal tersebut.”
Effendi melanjutkan, aturan tersebut sebenarnya sudah diterapkan sebelum pandemi Covid-19, tetapi dihapuskan selama masa pandemi. Sekarang, pihak MRT Jakarta akan coba menerapkan kembali. “Sekali lagi kami sampaikan bahwa ini merupakan upaya kami untuk memberikan layanan yang aman dan nyaman bagi penumpang perempuan di MRT Jakarta,” pungkas dia.
Sepanjang Maret 2023, MRT Jakarta telah mengangkut 92 ribu penumpang per hari. Angka tersebut mendekati jumlah penumpang kereta seperti saat sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai rata-rata 100 ribu orang per hari. “Bahkan jumlah kenaikan Maret ini jauh lebih tinggi dari rata-rata penumpang pada Februari lalu yang mencapai 82 ribu orang per hari,” ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat.
Angka tersebut jauh lebih baik saat Indonesia dilanda pandemi virus corona. Pada awal pandemi lalu misalnya, penumpang MRT anjlok hingga rata-rata 1.400 orang per hari pada Mei 2020. Namun, jumlah penumpang terus mengalami lonjakan sejak Maret tahun lalu, yang mencapai rata-rata 29 ribu penumpang hingga mencapai 77 ribu penumpang per hari pada Desember 2022 kemarin.
“Peningkatan jumlah penumpang MRT tidak akan mengurangi pelayanan yang kami berikan,” lanjut Tuhiyat. “Selama bulan Ramadan ini, MRT Jakarta memperbolehkan penumpang untuk membatalkan puasa di dalam ratangga, tetapi hanya diperkenankan untuk minum dan makan makanan yang ringan untuk membatalkan puasa, seperti kurma.”
Leave a Reply