
MAGELANG – Akses wisatawan yang ingin menuju objek wisata Candi Borobudur dan sekitarnya tampaknya bakal semakin mudah. Pasalnya, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah berencana untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta dengan Magelang dalam waktu dekat.
“Betul, ada rencana itu (reaktivasi jalur kereta api Yogyakarta-Magelang). Akan segera dilaksanakan oleh DJKA (Dirjen Perkeretaapian),” papar Manajer Humas PT KAI DAOP 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, dilansir Tribun Jogja. “Salah satu tujuannya adalah untuk giat wisata Borobudur. Jalur kereta api itu akan melalui Borobudur juga dan mempermudah akses wisatawan menuju ke sana.”
Rencana reaktivasi jalur kereta api Yogyakarta-Magelang ini pun ditandai dengan pemasangan patok DJKA di Kabupaten Magelang, seperti di wilayah Kecamatan Secang. Patok-patok dipasang tidak jauh dari trayek rel kereta api yang lama, kurang lebih berjarak sekitar 800 meter dari trayek lama, tepatnya berada di sekitar perempatan Secang, antara Jalan Raya Secang dan jalan alternatif Secang-Pucang.
Pematokan tersebut sendiri merupakan pekerjaan dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA yang tengah melakukan studi kelayakan dan survei investigasi desain (SID). Studi kelayakan ini untuk kelayakan dari jalur kereta api yang sudah ada atau jalur baru mana yang akan dibangun. “Sebagian jalur memang jalur baru, juga jalur lama,” sambung Eko.
Seperti diketahui, Candi Borobudur merupakan salah satu wisata sejarah populer Indonesia. Karenanya, kunjungan wisatawan baik lokal, domestik, maupun mancanegara diharapkan senantiasa mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 mendatang, pemerintah menargetkan candi bersejarah ini bisa mendatangkan dua juta wisatawan dari luar negeri.
“Wisatawan mancanegara yang datang ke Borobudur ditargetkan dua juta orang, sudah termasuk kunjungan ke Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang),” tutur Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan, Badan Pelaksana Otoritas Candi Borobudur, Bisma Jatmika Tisnasasmita. “Fokus pemerintah saat ini pada penyediaan infrastruktur, terutama jalur transportasi dan interkoneksi antar-destinasi pariwisata.”