BANDUNG – Bagi penumpang yang ingin bepergian menggunakan kereta api Argo Parahyangan, kini sudah tidak bisa lagi menikmati tarif khusus. Pasalnya, mulai Senin (8/7) ini, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengeluarkan kebijakan bahwa semua relasi pada KA Argo Parahyangan diberlakukan tarif jarak jauh, dengan mempertimbangkan kebutuhan pelanggan yang hendak membeli tiket dari stasiun awal ke stasiun tujuan akhir.
“Diberlakukannya tarif ini karena minat masyarakat terhadap kereta api Argo Parahyangan tinggi,” papar Manager Humas PT KAI DAOP 2 Bandung, Noxy Citrea, Minggu (7/7) kemarin, dilansir Tribun Jabar. “Karena itu, kami ingin memberikan kesempatan lebih banyak kepada para penumpang yang menuju pada tujuan atau destinasi akhir.”
Dengan kebijakan ini, semua penumpang akan membeli harga tiket sesuai dengan harga tiket tujuan akhir kereta api. Misalnya, penumpang dari Bandung yang hendak bepergian ke Purwakarta, akan dikenakan harga tiket seharga penumpang yang turun di Stasiun Gambir, Jakarta, begitu juga dengan rute sebaliknya.
KA Argo Parahyangan saat ini memang menjadi salah satu transportasi favorit bagi banyak masyarakat untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya. Pasalnya, menggunakan kereta api, perjalanan rute tersebut hanya membutuhkan waktu sekitar 3,5 jam, karena hanya berhenti di beberapa stasiun tertentu, sehingga lebih cepat dibandingkan dengan kereta api kelas ekonomi.
Selama perjalanan, traveler juga bakal dibikin betah karena fasilitas dan pelayanan KA Argo Parahyangan benar-benar sesuai dengan harapan banyak pengguna jasa. Terlebih, kereta api ini juga sudah menggunakan armada baru dengan tampilan interior yang lebih nyaman. Selain itu, di setiap gerbong telah terpasang kamera CCTV untuk memaksimalkan sistem keamanan.
KA Argo Parahyangan pun memiliki banyak pilihan kelas, yang terdiri atas kelas Ekonomi Premium, Eksekutif, dan Prioritas. Jika bujet wisatawan pas-pasan, bisa membeli tiket kelas Ekonomi Premium. Sementara, apabila ingin menikmati fasilitas yang lebih mewah dan kebetulan punya anggaran berlebih, bisa memiliki kelas Eksekutif atau Prioritas.