Jakarta – Terhitung mulai hari ini, Kamis, 25 Juli 2013 PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) resmi menghentikan seluruh operasi kereta rel listrik (KRL) ekonomi non-AC. Menurut Eva Chairunnisa, Manajer Komunikasi PT KCJ, penghapusan kereta ekonomi dilakukan untuk memperbaiki layanan.
“Sebagai gantinya, kami sediakan rangkaian KRL AC yang diambil dari cadangan perusahaan,” kata Eva kepada Tempo pada Kamis (25/7/2013).
Eva menambahkan tidak akan ada jadwal perjalanan yang hilang karena setiap satu kereta ekonomi yang ditarik langsung diganti dengan kereta Commuter Line yang baru.
“Terakhir beroperasi hari Rabu kemarin, untuk hari ini sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.
Eva mengatakan, penghapusan KRL ekonomi non-AC sudah dilakukan secara bertahap sejak awal tahun 2013. Pada awal Juli 2013 lalu, hanya tersisa satu rangkaian KRL ekonomi dari Bekasi dan satu rangkaian lagi dari Bogor.
Menurut Eva, pihaknya optimistis tidak akan ada gejolak di masyarakat, terutama penumpang KRL akibat penarikan KRL ekonomi non-AC. Alasannya, saat ini berlaku sistem tiket progresif yang lebih murah untuk KRL AC. Bahkan PT KCJ telah melakukan antisipasi untuk penolakan massa, KCJ telah melakukan pengamanan dengan cara menempatkan aparat keamanan dari kepolisian dan TNI.
Selain itu, pada Agustus 2013 nanti akan ada penambahan rangkaian kereta Commuter Line. Nantinya akan ada tambahan 180 rangkaian yang terdiri dari 10 gerbong baru. Tambahan 180 rangkaian tersebut dipastikan akan meyebabkan penambahan jadwal perjalanan.
“Saat ini masih dibicarakan termasuk penempatannya di jalur mana,” imbuhnya.
PT KCJ telah memulai program penambahan gerbong sejak 2008 lalu. Eva memperkirakan KCJ akan memiliki sekitar 830 rangkaian KRL sampai akhir 2013.