JAKARTA – Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik, menilai pelayanan yang diberikan kareta api di Indonesia semakin baik. Pelayanan baik ini terlihat sejak dua tahun terakhir, tepatnya sejak masa mudik lebaran 2012. Agus menambahkan, kebijakan Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan dan dukungan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan menjadi dorongan tersendiri dalam masalah pelayanan untuk kereta.
Kebijakan Jonan yang dinilai menjadi kunci utama perbaikan antara lain penghapusan kereta non-AC, peniadaan tiket penumpang berdiri untuk kereta jarak jauh dan menengah, pembongkaran kios-kios liar di kawasan stasiun, dilarangnya orang-arang tanpa tiket memasuki stasiun, serta adanya penjualan tiket secara online.
“Jonan itu orangnya gila, kalau tidak gila tidak bisa sebab akan kalah gila dibanding orang yang mau kita atur.Menteri BUMN-nya sebagai regulator tentu saja mendukung karena kalau tidak mendukung kan tidak akan bisa dilaksanakan,” ujar Agus, Selasa (13/8/2013) lalu.
“Kereta api yang tadinya pelayanannya sangat amburadul menjadi transportasi layanan publik yang paling baik. Nilainya saat ini 8, enggak bisa 10 karena nilai 10 cuma Tuhan yang ngasi,” imbuh Pengamat Kebijakan Publik ini.
Sebelumnya, Ignasius Jonan juga mengaku senang karena sudah tidak lagi ada kejadian dramatis terkait momen mudik Lebaran dengan kereta api.
“Tidak ada lagi anak kecil yang dipaksa masuk lewat jendela kereta, teriakan histeris orang tergencet, orang-orang yang berdesakan,” kata Jonan di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Senin (12/8/2013) lalu.
Berdasarkan data yang diperoleh PT KAI, pada H-7 hingga H+2 Lebaran 2013, jumlah pengguna moda transportasi kereta api jarak menengah dan jauh di semua kelas mencapai 1.444.504 orang. Pada periode yang sama ditahun lalu, jumlah penumpang kereta api jarak menengah dan jauh di semua kelas mencapai 892.514 orang. Ini membuktikan bahwa ada peningkatan pemudik yang memilih kereta api sebagai moda transportasi mudik.