LHOKSEUMAWE – Kabar mengejutkan datang dari Kereta Api Aceh (KAA). Belum genap 6 bulan melayani trayek pendek 11,3 km dari Krueng Geukeuh menuju Krueng Mane (Aceh Utara), kereta ini sudah berhenti beroperasi sejak akhir bulan Juli lalu.
Demi mengantisipasi kabar yang simpang siur, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Reg.1 (Sumatera Utara dan Aceh) , Jaka Jakarsih memberi penuturan pada hari Jumat (19/9)lalu.
“Kami ambil kesimpulan untuk menghentikan operasi kereta api Aceh sejak akhir Juli 2014 lalu, atas dasar permintaan DPRK AcehUtara,” Tutur Jaka via panggilan telpon dalam liputan eksklusif Serambi berjudul Nasib Tragis Kereta Api Aceh yang telah dipublikasikan.
Menurut pengakuan Jaka Jakarsih, Pengoperasian kereta dihentikan karena faktor fasilitas pengamanan kereta yang belum sempurna. Hal ini diketahui tepatnya 1 bulan sebelum pengoperasian kereta dihentikan. Saat itu, para anggota dewan Aceh Utara datang ke kantor mereka di Medan, Sumatera Utara pada akhir Juni 2014, untuk mengevaluasi fasilitas keamanan penumpang di KAA.
PT KAI lalu menyurati pihak Satker Perkeretaapian Dinas Perhubungan Provinsi Aceh sebagai respon atas permohonan DPRK Aceh Utara. Dalam surat itu, PT KAI juga meminta Pemerintah Aceh agar dapat segera mengevaluasi keberadaan kereta tersebut. Namun, belum mendapatkan respons dari pihak Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan Telematika (Kadishubkomintel) Aceh yang dikepalai Ir Rizal Aswandi, hingga saat ini.
Meski demikian, PT KAI sudah memutuskan untuk menghentikan sementara operasi kereta api Aceh sepanjang 11,3 km. Respon pemerintah Aceh yang lambat menyebabkan PT KAI tidak dapat memastikan kapan KAA akan kembali beroperasi.
“Intinya, pihak kami hanyalah operator, jadi kapan diminta dioperasikan kembali, kami pasti siap. Nah, ketika nantinya ada kesimpulan akan dioperasikan kembali, maka aset yang telah tersedia itu masih dalam kondisi bagus” kata Jaka.
[Fie/KAI]