JAKARTA – Joko Setyowarno, Pegurus Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), mengatakan ada sekitar 4.593 perlintasan kereta api yang dijaga petugas.
“Itu terbagi di wilayah Jawa 3.892 dan wilayah Sumatera 701 perlintasan,” ungkap Joko saat diskusi polemik Sindo Radio ‘Bencana di Rel Kereta’ di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2013).
Joko, mengatakan, di Pulau Jawa, terdapat sekitar 929 perlintasan yang tidak berpenjaga, serta 408 perlintasan di antaranya merupakan perlintasan yang tidak resmi.
“Beberapa perlintasan sengaja tidak dijaga karena volume kendaraan yang melintas relatif minim,” ujarnya.
Perlintasan yang tidak resmi tersebut, menurut Joko, semakin bertambah karena masyarakat sekitar yang ingin membuat jalan pintas dari tempat satu ke tempat lain yang dibatasi rel kereta api.
“Perlintasan tak resmi semakin banyak. Di Jakarta, kalau di rata-rata terjadi satu setengah kecelakaan di perlintasan kereta di setiap minggunya,” ungkapnyanya.
Sementara itu, Hermanto Dwiatmoko, Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, mengatakan bahwa dulunya perintasan kereta digunakan untuk mencegah binatang masuk ke perlintasan kereta api.
“Filosofinya, dulu di jaman Belanda, tutup perlintasan agar binatang tak bisa lewat,” ungkap Hermanto di Jakarta, Sabtu (14/12), seperti dilansir metronews.
Perlintasan kereta, seharusnya benar-benar steril. Seperti halnya jalan tol, tidak semua orang boleh melewatinya. Namun, seiring berjalannya waktu, menurut Hermanto, fungsi palang perlintasan bergeser menjadi penghalang kendaraan yang lewat. Sayangnya, tidak sedikit penggna jalan tidak disiplin dan nekat menerobos.
Di lain pihak, Nusyirwan Soejono, anggota Komisi V DPR, mengatakan, kelengkapan sarana dan prasarana infrastruktur di Indonesia telat 10 tahun dibanding beberapa negara tetangga yang lebih maju dalam bidang tersebut. Padahal keterlambatan terebut mengancam keselamatan jiwa masyarakat Indonesia.
Nusyirwan juga meminta agar siapapun yang melintas di perlintasan kereta harus super disiplin. “Yang melintas juga harusnya mikir, kalau gak hati-hati kau mengorbankan keluarga lain,” ujarnya.
Dia merujuk pada kasus kecelakaan kereta dan truk tangki pengangkut BBM di jalur lintas kereta Pondok Betung, Bintaro yang megakibatkan tujuh orang tewas dan puluhan lainnya terluka.