Jakarta – Sejak diterpkannya tarif progresif KRL oleh PT KCJ, tiket KRL Commuter Line kini jad lebih murah. Namun turunnya harga tiket KRL ini sepertinya diikuti juga penurunan layanan yang diberikan pada penumpang.
Penurunan yang sangat terlihat adalah jadwal keberangkatan KRL yang kerap kali molor dari jadwal. Selain itu, tampak beberapa pedagang asongan yang berani menawarkan dan menjual barang dagangannya di dalam Commnuter Line.
Menurut pantauan tim merdeka.com di Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta pada pukul 10.40 WIB, Selasa (16/7/2013), seorang pedagang koran naik di sekitar Bojong Gede. Pedagang koran ini menawarkan dagangannya dengan berteriak, “Koran-koran, seribu-seribu” tawarnya.
Pedagang koran ini membuat para penumpang terheran-heran. Seharusnya gerbong Commuter Line tidak boleh dimasuki pedagang asongan, tapi kini mulai banyak yang brani berjualan di dalam gerbong.
Masuknya para pedagang ke dalam gerbong ini disebabkan karena semakin jarangnya petugas keamanan yang berkeliling untuk mengontrol.
Lusi, seorang penumpang Commuter Line mengeluhkan keadaan ini. “Wah, mau jadi apa nanti kereta Commuter Line. Apa mau jadi ekonomi? Kok bisa pedagang masuk sini,” katanya.
Selain Lusi, penumpang lain juga mengeluh karena pedagang asongan yang masuk ke gerbong ini. Selama ini Commuter Line terkenal aman dibanding Kereta Ekonomi. Karena di ekonomi kerap terjadi pencopetan dan pelecehan seksual.
“Jangan sampailah kayak gitu. Saya sih mending tarif naik jadi Rp 9 ribu lagi seperti awal. Biar mahal tapi aman. Ngeri juga kalau pulang malam ada pedagang asongan masuk ke kereta,” kata Dewi, penumpang Commuter Line yang merupakan pegawai swasta pemegang kartu multitrip.