Palembang – Hingga kini proyek pembangunan jalur kereta api ringan atau Light Rail Transit di kawasan Palembang masih berlangsung. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta seluruh lapisan masyarakat dan juga mahasiswa untuk turut menjaga pembangunan tersebut.
“Apalagi sarana angkutan massal itu pertama dibangun di Palembang. Jadi keberadaannya harus selalu dirawat sehingga cepat selesai dan selalu terjaga. Jangan hanya digunakan saat Asian Games, setelah itu mangkrak. Kan LRT jauh lebih efisien dalam memangkas waktu,” kata Budi, Sabtu (26/8), seperti dilansir Antara.
Menhub Budi Karya juga mengungkapkan bahwa jalur kereta api ringan tersebut sengaja dibangun untuk meminimalisir kemacetan yang biasanya kerap berlangsung di jam-jam sibuk. Selain itu, pemerintah juga akan membangun rel kereta api ganda supaya angkutan perkeretaapian lebih lancar.
Dengan dibangunnya sarana transportasi umum semacam itu, Palembang diharapkan semakin berkembang dan lalu lintasnya pun semakin lancar. Terutama karena kereta kini menjadi moda transportasi yang cukup diminati oleh masyarakat. “Memang pemerintah saat ini terus memperlancar sarana transportasi supaya akses ekonomi semakin berkembang,” ujarnya.
Di samping itu, Budi mengharapkan agar tarif LRT di Palembang, Sumatra Selatan juga terjangkau untuk berbagai lapisan masyarakat. “Misinya kan agar masyarakat berpindah dari transportasi pribadi menggunakan angkutan umum contohnya LRT, jadi tarifnya harus terjangkau bagi semua kalangan. Misalnya saja mahasiswa,” kata Budi.
Ditemui secara terpisah, Direktur Operasional Waskita Karya, Adi Wibowo menuturkan bahwa saat ini progress proyek LRT Palembang telah berjalan sekitar lebih dari 50%. Kelak tarif atau biaya LRT di Palembang akan berkisar di angka Rp 10.000. Sementara itu, target fisik jalan layang LRT dijadwalkan rampung bulan Oktober 2017 mendatang.
Sedangkan proyek ditargetkan selesai hingga dapat diturunkan pada 1 rangkaian kereta diperkirakan pada bulan Februari 2018. Satu rangkaian LRT nantinya terdiri dari 3 gerbong kereta yang sanggup menampung 500 penumpang.
Proyek yang menghabiskan dana sekitar Rp 10 triliun tersebut memiliki panjang jalur 23,5 km yang terdiri dari 13 stasiun. Dengan menggunakan LRT, masyarakat dapat memangkas waktu perjalanan hingga 50%, di mana jarak tempuh kecepatan normal di jalan adalah 90 menit, maka dengan LRT hanya membutuhkan waktu 45 menit.