SURABAYA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai melayani pembelian tiket untuk arus mudik Lebaran. Para calon penumpang bisa inden dan memilih tempat melalui pelayanan tiket KA secara online.
Manajer Humas Kadaops VIII PT KAI Sumarsono mengatakan bahwa pemesanan tiket Lebaran untuk arus mudik bisa dipesan sejak H-90.
Jika masa saat Lebaran biasanya 10 hari (sebelum dan sesudah Lebaran), pembelian tiket Lebaran bisa dilayani pada 11 April 2015. “Itu mengacu pada jadwal Lebaran 17–18 Juli 2015. Calon penumpang KA sudah bisa memesan tiket KA yang dikehendaki pada 90 hari sebelum keberangkatan,” ujar Sumarsono kepada Radar Surabaya kemarin (8/4).
Mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, permintaan pemesan tiket KA untuk mudik Lebaran biasanya melonjak pada H-5 sampai H-7. Tiket arus balik biasanya pada H+2 mulai banyak pemesanan. “Pemesanan tiket arus balik juga bisa dipesan 90 hari sebelum jadwal keberangkatan KA. Jadi, pada 21 sampai 26 April, kami perkirakan bahwa pelanggan yang akan beli tiket arus balik juga membeludak,” paparnya.
Disinggung tentang kenaikan tarif tiket KA Lebaran, Sumarsono menegaskan bahwa penentuan tarif dibedakan untuk tarif KA komersial dan ekonomi. Pihaknya tidak bisa menyebutkan jumlah kenaikan itu. Ada batas atas dan batas bawah untuk penentuan tarif tersebut.
“Tarif KA ekonomi bersubsidi tidak bisa dinaikkan seenaknya karena itu yang menentukan pemerintah. Kalau KA komersial, kami sudah punya batas atas dan batas bawahnya,” jelas mantan manajer humas kadaops VI tersebut.
Sumarsono mencontohkan, KA komersial Argo Anggrek rute Surabaya- Jakarta memiliki batas bawah Rp 300 ribu dan batas atas Rp 600 ribu. Selama ini rata-rata tarif yang diberlakukan Rp 350 ribu sampai Rp 400 ribu.
“Meski ada batas atas, selama ini tidak pernah kami memakai sampai puncak (batas atas, Red). Setiap tempat duduk juga punya tarif sendiri-sendiri. Tidak semua berharga sama,” urainya. Dia yakin bahwa moda transportasi KA akan tetap diminati masyarakat. Sebab, banyak kelebihan yang bisa didapat. Mulai kenyamanan dalam kereta hingga tidak terjadinya kemacetan selama perjalanan.
Menurut Sumarsono, sejauh ini belum dilakukan pembahasan tentang kereta tambahan. Mengacu pada pengalaman tahun lalu, KA reguler dipastikan tidak akan mampu memenuhi permintaan pelanggan. “Pasti akan ada KA tambahan, tapi belum dibahas. Tahun lalu ada 6 KA tambahan dari Daop VIII,” urainya. Untuk satu KA, biasanya terdapat sebelas gerbong kereta. Termasuk delapan kereta penumpang. Tiga kereta lainnya adalah kereta pembangkit, masinis, dan barang.
Sementara itu, Denny, salah satu pelanggan PT KAI, menyatakan bahwa KA memang menjadi pilihan. Pada arus mudik Lebaran, KA dinilai lebih efektif. “Biasanya, saya mudik ke Jogja lebih suka menggunakan KA. Kalau pakai kendaraan darat, lebih lama dan kena macet,” katanya. (rud/c1/jee/jpnn)