RENCANA pembangunan trem Wonokromo-Waru- Juanda dan jalur KA menuju Teluk Lamong tidak akan mengganggu proyek AMC lain yang bakal digarap di Kota Pahlawan. Sebelumnya, Pemkot Surabaya menggagas pengerjaan jalur trem dan monorel yang akan menghubungkan Surabaya Utara- Surabaya Selatan (trem) dan Surabaya Barat- Surabaya Timur (monorel).
Kabid Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agung Dwi Djajawardhana menyampaikan bahwa pemkot sedang melakukan langkah awal realisaassi AMC trem dan monorel itu. Untuk trem, dia menuturkan juga menggandeng PT KAI dalam lelang penggarapan proyek.
Untuk fisiknya, Agung menyampaikan bahwa bappeko juga mulai bergerak. Salah satu yang dilakukan adalah penyelesaian jalur utara-selatan. Dua jalur tersebut akan didahulukan sebelum jalur koridor timur-barat. “Konsepnya, kami reaktivasi jalur trem yang lama. Jadi, itu yang dipakai dan sekarang sedang kami perbaiki,” paparnya.
Revitalisasi perlu dilakukan karena sudah banyak jalur atau rel yang rusak walau ada wujudnya. Rel tersebut berkarat dan rapuh. Karena itu, bappeko dalam bulanbulan ini akan merampungkan reaktivasi jalur trem tersebut. “Targetnya, kami akan selesaikan 24 kilometer untuk jalur utara- selatan itu agar semakin cepat jadi dan semakin cepat pula bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Surabaya,” tutur Agung.
Rencananya, pembangunan jalur trem itu dimulai dari titik selatan di Joyoboyo. Jalurnya adalah Wonokromo-Kebun Binatang Surabaya (KBS)- Jalan Pandegiling-Embong Malang-Kedungdoro- Pasar Blauran-Pasar Turi menuju Surabaya Utara di Jalan Indrapura, lalu memutar ke arah Jalan Rajawali- Jembatan Merah- Tugu Pahlawan-Jalan Tunjungan-Jalan Panglima Sudirman, lantas kembali ke Wonokromo.
Trem itu memiliki 29 titik pemberhentian atau halte. Jarak tiap halte 1,5 kilometer sampai 2 kilometer. Trem berisi dua gerbong dengan kemampuan muat 200 orang. (ima/c1/jee/jpnn)