Jakarta – Sektor transportasi di Indonesia kembali bergairah setelah pemerintah memutuskan untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Walau demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) menilai bahwa peningkatan sektor tersebut masih belum membawanya ke posisi normal sebelum adanya pandemi virus corona (Covid-19).
Kepala BPS Suhariyanto menuturkan bahwa salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan jumlah penumpang adalah moda transportasi kereta api. Pada bulan Juli 2020, jumlah penumpang KA mencapai angka 12,24 juta orang. Jumlah tersebut naik 31,73% MoM (month on month) dari jumlah penumpang kereta pada Juni 2020 sebanyak 9,29 juta penumpang.
Kenaikan jumlah penumpang KA tersebut karena adanya peningkatan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) atau commuter line seiring dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang melakukan penambahan frekuensi perjalanan KRL. “Selain itu, jam operasional KRL juga sudah mulai kembali normal. Dari jam 4 pagi hingga jam 8 malam,” ujar Suhariyanto, Selasa (1/9), seperti dilansir Kontan.
Namun, jika dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19, jumlah penumpang KRL pada Juli 2020 tetap masih belum kembali normal. Pasalnya, jika rata-rata jumlah penumpang KRL sebelum Covid-19 biasanya berada di kisaran 900 ribu per hari, maka kini rata-rata hanya sejumlah 400 ribu per hari, mengalami penurunan lebih dari separuhnya.
Demikian pula dengan jumlah penumpang kereta api secara keseluruhan masih belum kembali ke kondisi sebelum Covid-19. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah penumpang pada Juli 2019 yang mencapai 39,04 juta orang, sedangkan jumlah penumpang kereta pada Juli tahun 2020 ini turun drastis sebesar 68,65% YoY (year on year).
Sementara itu, jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada Juli 2020 mencapai 12,2 juta orang atau naik 31,73% dari bulan Juni 2020. Dari jumlah itu, sebagian besar berasal dari penumpang commuter line Jabodetabek, yakni sebanyak 11,1 juta orang atau 90,83% dari keseluruhan penumpang kereta api.
Pertumbuhan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, dan Sumatera masing-masing sebesar 29,39%, 59,91%, dan 83,33%. Alasan jumlah penumpang kereta naik, selain karena bertambahnya frekuensi perjalanan kereta, juga karena jam operasional kereta api yang kini sudah kembali normal.