Jakarta – Usai pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi pada 3 September 2022 lalu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) justru melaporkan adanya peningkatan volume penumpang KA jarak jauh.
Selama periode 4-10 September 2022, PT KAI melayani sebanyak 593.471 pelanggan atau rata-rata 84.782 pelanggan per hari. Naik 3 persen dibanding pekan sebelumnya, 28 Agustus sampai dengan 3 September 2022, sebanyak 573.176 penumpang atau rata-rata 81.882 penumpang per hari.
PT KAI melihat adanya peningkatan jumlah penumpang yang bepergian menggunakan kereta api selama beberapa pekan terakhir. Hal tersebut sesuai dengan harapan pemerintah yang ingin mendorong masyarakat untuk beralih ke moda transportasi umum.
“Kereta api memiliki peran yang besar dalam melestarikan lingkungan dan menyediakan mobilitas bagi masyarakat. KAI bersama-sama seluruh stakeholder akan terus mengembangkan layanan kereta api agar kereta api semakin maju dan dapat memberikan nilai lebih secara berkelanjutan,” jelas VP Public Relations KAI Joni Martinus, Rabu (14/9), seperti dilansir dari Kompas.
Joni menambahkan, PT KAI juga mempunyai layanan kereta yang ramah lingkungan menggunakan sumber energi listrik yang bebas emisi, yaitu KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, KA Bandara Soekarno-Hatta, dan LRT Sumatera Selatan.
Ke depannya juga akan hadir kereta berenergi listrik pada LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Untuk perjalanan kereta commuter, 1 rangkaian KRL terdiri dari 8 hingga 12 kereta dengan kapasitas maksimal 3.000 penumpang sebelum pandemi. Jumlah 1 rangkaian KRL tersebut mampu menggantikan penggunaan 428 mobil pribadi dan 1.500 motor.
PT KAI pun berkomitmen untuk memberi manfaat yang maksimal lewat layanan kereta api, baik manfaat langsung yang bisa dirasakan oleh pelanggan berupa layanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu maupun manfaat tak langsung bagi masyarakat berupa peningkatan kualitas udara dan berkurangnya beban jalan raya.
“Angkutan kereta api baik untuk perjalanan jarak jauh ataupun commuter hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat. Dengan beralihnya pengguna kendaraan pribadi ke kereta api, maka akan dapat mengurangi angka kecelakaan, kemacetan, emisi gas buang kendaraan serta mengefisienkan waktu dan tenaga,” pungkas Joni.
Leave a Reply