JAKARTA – Tarif parkir kendaraan di stasuin Bodetabek kini lebih mahal dibandigkan tarif KRL Commuter Line. Hal ini membuat gusar para penumpang KRL yang biasa membawa kendaraan pribadi untuk mencapai stasiun. Untuk mengantisipasi naiknya tarf parkir, sebenarnya Pemerintah bisa berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas parkir di lahan stasiun, serta rel dan stasiun.
“Mestinya pemerintahlah yang turun tangan memperjelas fungsi park and ride di stasiun. Fasilitas itu (parkir) dimaksudkan mendorong penggunaan angkutan umum yang lebih baik, sehingga orang yang mau parkir mestinya dapat rewardtarif parkirnya tidak mahal,” jelas Darmaningtyas, pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran), ketika dihubungi detikcom, Jumat (6/9/2013) lalu.
Pemerintah, yakni Kemenhub, menurutnya, perlu ikut campur dalam pembangunan tempat parkir di stasiun, selain itu pemerintah dapat juga menyediakan prasarana kereta. Untuk masalah pendanaan, tentu saja bisa diambil dari APBN.
“Kalau menggunakan APBN tidak ada alasan untuk PT KAI membuat tarif parkir itu mahal. Kalau itu (parkir) dibangun PT KAI yang kemudian membutuhkan investasi sendiri jadinya ada alasan PT KAI itu sebagai imbal investasi. Jadi pemerintah mestinya tak menyerahkan ke operator, karena kalau operator itu bisnis,” imbuhnya.
Terlebih lagi, PT KAI berhak untuk menentukan sendiri tarif parkirnya. Oleh karena itu, capur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam pembangunan fasilitas parkir ini.
Sementara itu, para penumpang juga berharap tarif parkir murah di stasiun serta adanya pembukaan lahan baru untuk parkir.
“Saya harap ada parkir yang murah di Stasiun Tanah Abang untuk sepeda atau motor agar ongkosnya menjadi murah. Tolong disampaikan ke PT KAI,” ujar Tatan, penumpang Commuter Line (CL) Sudimara-Tanah Abang, kepada detikcom, Sabtu (7/9/2013) lalu.
Penambahan lahan parkir dinilai dapat meningkatkan jumlah penumpang dan memudahkan para penumpang untuk menitipkan kendaraan pribadinya.