JAKARTA – Mulai Agustus 2013, PT KAI memstikan bahwa kereta rel listrik (KRL) ekonomi dihapus. Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KAI, mengatakan subsidi untuk kereta ekonomi akan berakhir pada Juli 2013. Nantinya tidak ada lagi kereta ekonomi di Jabodetabek, digantikan oleh KRL commuterline yang ber-AC.
Jonan menegaskan pihaknya siap menghadapi semua pro dan kontra dari masyarakat yang selama ini menggunakan jasa kereta ekonomi. “Nggak takut saya (dengan biaya sosial penghapusan kereta ekonomi),” kata Jonan dalam konferensi pers mengenai Evaluasi Penerapan E-Ticketing Commuterline di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu, 7 Juli 2013.
Tri handoyo, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), juga mengatakan penghapusan perjalanan kereta ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap kapasitas pengangkutan penumpang kereta. Menurutnya, saat ini pengguna kereta ekonomi hanya sedikit dan kapasitas kereta yang ada saat ini bisa menampung perpindahan ini.
“Sekarang (kapasitas) sudah cukup untuk menggantikan KRL ekonomi. Kenyataannya, (commuterline) 500.000 transaksi (per hari), sementara ekonomi 30.000 transaksi. Berarti sudah 90 persen pakai commuter, seharusnya tidak ada masalah kehilangan kereta non-AC,” kata Tri Handoyo di Stasiun Gambir.
Jonan menambahkan, untuk memenuhi kapasitas angkut penumpang di Jabodetabek, PT KAI akan menambah 120 unit gerbong comuter line tahun ini. Kereta-kereta tersebut direncanakan akan datang pada Agustus 2013 dan dioperasikan setelah mendapat sertifikasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. “Penambahan ini setara dengan 25 persen jumlah KRL yang berjalan saat ini,” kata Jonan.
Tri Handoyo mengatakan saat ini KAI Commuter Jabodetabek memiliki 600 gerbong kereta. Sebanyak 450 kereta dioperasikan setiap hari dan sisanya sebagai cadangan ketika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan penambahan kereta ini, jumlah perjalanan kereta di Jabodetabek direncanakan bertambah menjadi 575 perjalanan per hari pada akhir 2013.
Dengan penggantian kereta ekonomi oleh KRL commuter line yang memiliki fasilitas AC, nantinya tarif kereta Jabodetabek akan mengacu kepada satu tarif commuter line. Sejak 1 Juli lalu PT KAI telah memberlakukan terif progresif untuk kereta Commuterline. Tarif progresif ini berdasarkan jumlah stasiun yang dilalui setiap penumpang.