Jakarta – Sebelumnya Dinas Perhubungan Jakarta Pusat telah mengumumkan akan menutup perlintasan kereta api di wilayah Roxy. Lewat sebuah spanduk yang terpasang di tembok fly over depan ITC Roxy, Jalan KH Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat tertera informasi bahwa uji coba penutupan perlintasan kereta api akan dimulai pada 28 September – 12 Oktober 2017 mendatang. Sementara itu penutupan permanen akan dimulai pada 20 Oktober 2017.
Para pengguna jalan dari arah Grogol atau Jalan Kyai Tapa yang hendak ke kawasan Harmoni dan Jalan Gajah Mada disarankan untuk lewat putaran di bawah fly over menuju Tomang Mandala, ke arah Tomang Utama, kemudian melewati Tomang Raya.
Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Harlem Simanjuntak menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi pada masyarakat dengan memasang banner sejak awal September 2017 lalu. “Jadi memang dipasang jauh-jauh hari agar sosialisasi kepada warga lebih efektif,” tutur Harlem, Rabu (13/9), seperti dilansir Kompas.
Lebih lanjut Harlem menjelaskan jika peraturan ini sesuai dengan UU no. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian beserta pelaksanaannya dan UU no. 22 tahun 2008 tentang lalu lintas dan angkutan jalan beserta aturan pelaksanaannya. “Jadi kalau ada perlintasan kereta api dan fly over, maka perlintasan kereta api itu harus ditutup demi keselamatan pengguna jalan,” tandasnya.
Namun langkah penutupan rel kereta api Roxy ini mendapatkan reaksi yang negatif dari sejumlah warga dan pelaku usaha di Roxy. Sebab penutupan tersebut dianggap dapat membuat warga kesulitan dan pelaku usaha terancam bangkrut. “Kalau ditutup, kami jadinya susah kalau mau menyeberang. Harus lewat flyover dulu, baru muter di Jalan Cideng Barat dan Timur,” jelas Edy, warga Duri Pulo, Senin (18/9).
Di samping itu, salah satu pedagang bernama Junaca mengungkapkan bahwa ratusan pedagang Roxy juga menolak ditutupnya perlintasan kereta api di Jl. KH Hasyim Ashari dan di seberangnya, yakni Jl. Kyai Tapa. “Keduanya adalah akses utama para customer kami yang rata-rata pengguna motor,” ucap Junaca.
Pihak Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Joice Hutajulu mengetahui bahwa langkah penutupan ini memang mendapat penolakan. Namun terkait pengaruhnya terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) Joice mengaku tak tahu menahu. “Kalau soal itu bisa ditanyakan ke mereka. Namun yang jelas penutupan perlintasan sebidang itu untuk keselamatan,” pungkasnya.
Penolakan warga RW 07, 08, 09 dan 12, Kelurahan Duri Pulo, Gambir ini diutarakan melalui spanduk di u-turn depan ITC dan dekat perlintasan sebidang dari arah Grogol. Warga pun meminta pemerintah menertibkan kawasan yang semakin kumuh tersebut.