JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) bergerak cepat untuk mencari dana tambahan guna menyelesaikan pembangunan proyek light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekas (Jabodebek). Rencananya, PT KAI akan mengajukan pinjaman ke perbankan secara bertahap dengan bunga 8,25 persen untuk membiayai sisa pendanaan proyek sebesar Rp18 triliun.
Upaya PT KAI dilakukan setelah Peraturan Presiden Nomor 49 tahun 2017 tentang percepatan pembangunan LRT terbit. Sebelumnya, pembiayaan LRT Jabodebek akan dilakukan dari pembiayaan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp9 triliun, PMN PT KAI yang dimiliki sejak tahun Rp2 triliun, serta PMN PT Adhi Karya sebesar Rp1,4 triliun.
“Kami sedang mengajukan pinjaman ke perbankan,” jelas Direktur Logistik dan Pengembangan, Budi Noviantoro. “Kami berharap, pinjaman dari perbankan bisa cair sekitar Rp4 triliun pada tahun 2017 ini.”
Selain itu, PT KAI saat ini juga sedang melakukan proses pembelian rangkaian kereta LRT. Menurut Budi, secara bertahap selama 18 bulan akan dikirimkan sebanyak 31 set kereta dengan enam gerbong setiap rangkaiannya. Karena itu, dirinya optimistis bahwa proyek LRT Jabodebek akan rampung pada Mei 2019.
“Jika LRT sudah siap digunakan, akan mengurangi 15 persen kemacetan di Jabodebek,” sambung Budi. “Kami mulai dengan 170 ribu penumpang per hari, mudah-mudahan selama sepuluh tahun bisa mencapai 420 ribu penumpang per hari. Ini akan mengurangi kemacetan, karena masyarakat tidak ada pilihan lain.”
Sementara itu, secara terpisah, Direktur PT Adhi Karya, Budi Harto, mengatakan bahwa progres pembangunan LRT Jabodebek saat ini baru mencapai 15 persen dengan dana yang sudah terserap sebesar Rp3,3 triliun. Dana tersebut berasal dari PMN yang mereka miliki sebesar Rp4 triliun dan sisanya yang sebesar Rp1,9 triliun berasal dari pinjaman perbankan.
“Pada akhir tahun 2017 ini, kami menargetkan proyek bisa rampung sekitar 45 persen,” jelas Budi. “Dengan keluarnya Perpres Nomor 49 tahun 2017, maka seluruh pendanaan akan diatur oleh PT KAI. Dana tersebut nantinya akan dialokasikan untuk pembiayaan LRT. Kekurangan dana akan di- cover melalui pinjaman perbankan Himbara.”