JAKARTA – Tragedi Bintaro II alias kecelakaan antara KRL Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dangan truk tangki pengangkut BBM Pertamina di Jalan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Pihak kepolisian menduga, kecelakaan terjadi karena truk tangki BBM terjebak di tengah perlintasan KRL. Kombes Rikwanto, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, menjelaskan, pada hari Senin, 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.15 WIB terjadi kecelakaan antara kendaraan truk tengki nomor polisi B-9265-SEH dengan Kereta Api Commuter Line jurusan Serpong Tanah Abang No KA 1134.
“Pada saat kendaraan truk tangki melintas rel kereta Pos 57A melaju dari arah timur ke barat, sesampainya di perlintasan rel tanda bunyi lonceng berbunyi,” kata Rikwanto di Jakarta, Senin (9/12/2013).
Namun, menurut Rikwanto, kendaraan truk tangki tidak bisa melaju karena ada sepeda motor didepannya yang menghalangi.
“Bersamaan dengan KA dari arah barat melintas menabrak truk tangki bagian belakang kiri, sehingga terdorong sekitar 20 meter,” jelas Rikwanto.
Menurut Rikwanto, KRL tersebut terguling ke kiri, sedangkan truk tangki terbakar hangus serta mengakibatkan korban.
“Jumlah korban ada 86 orang, meninggal dunia 5 orang terdiri dari 3 laki dan 2 perempuan, 81 orang luka,” ujarnya.
Sementara itu, rencana PT KAI untuk menuntut perusahaan pemilik BBM yanf diangkut oleh truk tersebut, di dukung oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurut Ahok, penuntutan yang dilakukan oleh PT KAI akan memberikan efek jera pada pengguna jalan.
“Saya kira ini bagus. Jadi jangan sekalipun ada kejadian seperti itu merasa tidak salah. Misalkan di tol, kebut-kebutan bawa barang begitu besar, belok, kebalik, berantakan. Kita tidak pernah ada nuntut. Makanya kita tidak pernah merasa bersalah,” ujar Ahok kepada metrotvnews di kantornya.
Selama ini, menurut Ahok, masyarakat kita merasa kasihan pada pengguna jalan yang mengalami kecelakaan. Padahal, kecelakaan tersebut merupakan akibat dari pengguna jalan yang tidak disiplin.
“Ya ada kejadian seperti itu seolah-olah kita kasihan kan, seolah-olah dia jadi korban. Ya betul, kita turut berduka cita atas korban. Tapi Anda juga mengorbankan berapa ratus orang ini bisa-bisa atas kecerobohan Anda,” tegasnya.