
Mumbai – Polisi kereta api telah mulai menguji sampel darah dari keseluruh korban tewas dalam kecelakaan kereta api pinggiran kota (2/10)untuk memastikan ada tidaknya kadar alkohol sebagai persiapan sidang di pengadilan.
Komisaris Polisi Kereta Api Mumbai Ravindra Singhal mengatakan saat dikonfirmasi, “Kami telah memulai langkah ini (uji alkohol) untuk memastikan tidak ada komplikasi hukum di masa depan. Ini merupakan persyaratan hukum juga. Jika semisal ada kerabat dari almarhum yang merasa ragu di kemudian hari” , katanya.
Kasus pertama di mana polisi kereta api mengirim sampel darah untuk pengujian alkohol ialah pada hari Jumat (3/9), ketika dua anak muda, Rajesh Pawar dan Abdul Munaf, tertabrak kereta api di bawah garis lambat dekat stasiun Sion, Mumbai. Insiden ini mengakibatkan reaksi tidak menyenangkan dari warga yang melempari kereta dengan batu sehingga mempengaruhi jadwal kereta api.
“Menyebrangi rel saat ada kereta melaju mendekat adalah sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan dalam kondisi apapun, dan melakukannya di bawah pengaruh alkohol adalah tindakan bunuh diri,” kata seorang pejabat.
Setiap tahun, rata-rata, orang 3.700 orang tewas , baik tertabrak atau meloncat dari atas kereta api. Sebagian besar kasus yang masuk ke file polisi kereta api sebagai kematian yang disengaja, dengan kasus yang jarang diteliti ulang seperti yang dituduhkan sebagai pembunuhan atau bunuh diri. Sejak tahun 1990, Perusahaan Kereta Api tidak bertanggung jawab untuk memberikan kompensasi kepada kerabat korban yang tewas karena melintasi rel kereta api karena dianggap sebagai pelanggaran hukum.