MEDAN – Proyek pembangunan jalur layang kereta api Medan-Bandara Kualanamu, Medan Binjai, dan Medan-Belawan diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2017 ini guna memenuhi target operasi pada awal tahun 2018 mendatang. Saat ini, progres pembangunan jalur layang KA tersebut sudah mencapai 70 persen.
“Meski pembangunan sempat terhambat karena jadwal pembebasan dan penertiban lahan yang molor, tetapi Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagut berupaya keras menyelesaikan tepat waktu,” jelas Staf Pengawas Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagut, Agung Riyanto. “Penertiban bangunan liar sempat molor antara lain di kawasan Jalan atau Pasar Timah dan Pegadaian (pasar buku bekas) yang seluruhnya lahan milik kereta api.”
Namun berkat dukungan dari banyak pihak seperti pemerintah daerah dan kepolisian, ditambahkan Agung, pembersihan di sekitar kawasan proyek yang mau dibangun sudah selesai. “Karena itu, saat ini tinggal pelaksanaan pembangunan fisik seperti tiang atau boks, dan sekarang ini sedang dikerjakan,” sambung Agung.
“Hingga saat ini, progres pembangunan jalur layang KA itu sudah 70 persen dan manajemen terus berupaya menekan segala hambatan pembangunan jalur layang tersebut,” lanjut Agung. “Karena itu, kami dan optimistis bahwa pembangunan jalur layang itu dapat rampung sesuai dengan rencana awal, yaitu akhir tahun ini.”
Sementara itu, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Divre I Sumatera Utara, Ilud Siregar, menegaskan bahwa manajemen PT KAI terus berupaya meningkatkan pelayanan, mulai dari membangun infrastruktur seperti jalan layang dan rel ganda, hingga peningkatan sumber daya manusia. “Manajemen PT KAI berharap, kereta api bisa memberi peran besar dalam jasa transportasi di dalam negeri dan mendorong perekonomian,” ujarnya.
“Namun, masyarakat juga harus mengetahui bahwa jalur kereta api harus bebas hambatan dari berbagai aktivitas ataupun rumah tinggal untuk menghindari kecelakaan,” sambung Ilud. “Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Pasal 181 ayat 1.”