SOLO – Akhir pekan kemarin (8/4), Presiden Indonesia, Joko Widodo, melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek kereta api yang bakal menghubungkan Bandara Adi Soemarmo dengan Stasiun Balapan di Solo. Diharapkan, proyek kereta bandara ini akan rampung pada akhir tahun 2018 mendatang.
Nantinya, proyek jalur kereta Bandara Adi Soemarmo-Stasiun Balapan Solo tersebut akan memiliki panjang sekitar 13,5 km. Untuk pembuatan jalurnya, akan lebih banyak menggunakan tanah milik BUMN, sedangkan tanah milik warga yang terkena proyek tersebut hanya sekitar 7 hektare. “Itu sekitar 10 persen dari persentase pembebasan lahan. Kebanyakan tanah milik BUMN, TNI AU, dan Angkasa Pura,” jelas Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
“Nilai investasi proyek kereta bandara ini sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun,” sambung Budi. “Pemerintah telah memberikan effort besar untuk mewujudkan moda transportasi yang efisien, sehingga sudah selayaknya warga Solo untuk mendukung (proyek ini).”
Sementara itu, menurut Joko Widodo, efisiensi transportasi penting untuk mendukung daya saing kompetisi. Untuk itulah kereta bandara dibangun. “Di negara maju, setelah turun dari pesawat menuju terminal airport, turun ke lift, sudah ada kereta yang hendak ke mana saja. Efisiensi kepada masyarakat, tidak macet dan murah,” katanya.
“Negara-negara di samping kita sudah meninggalkan kita. Singapura, Malaysia jauh meninggalkan kita, bahkan Vietnam juga meninggalkan kita,” sambung Joko Widodo. “Kita harus mengejar ketertinggalan kita. Kita butuh daya saing dan efisiensi di segala bidang, termasuk efisiensi di bidang transportasi.”
Menurut penjelasan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Edi Sukmoro, pembangunan jalur kereta bandara tersebut dibagi menjadi dua segmen. Segmen pertama adalah rel eksisting atau rel yang sudah ada sepanjang 3,5 km, sedangkan segmen kedua adalah rel baru yang akan dibangun sepanjang 10 km.