Jakarta Pusat – Rencana pembangunan megaproyek Mass Rapid Transit (MRT) masih tertahan di pemerintah pusat. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa pembangunan MRT semula diharapkan sesuai jadwal yang dicanangkan pemprov. Namun, karena berkas administrasi belum lengkap, pemerintah pusat belum meneken dokumen-dokumen tersebut.
Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahaja, mengaku lupa dokumen yang dimaksud. Yang pasti, lanjut dia, rencana peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan transportasi masal berbasis rel itu mundur dari rencana semula. ”Rencananya sih bagus. Tetapi, mundur sebulan karena ada dokumen yang belum lengkap,” katanya dkutip JPNN di balai kota Kamis (4/7). Proyek yang dibangun dengan modal pinjaman dari Jepang International Cooperation Agency (JICA) itu saat ini menunggu persetujuan kelengkapan dokumen administrasi di Kementerian Keuangan.
Menurut Direktur Utama (Dirut) PT MRT Dono Boestami, dokumen yang dimaksud itu kini berada di dua instansi. Yakni, Ditjen Perimbangan Keuangan (PK) Kementerian Keuangan dan Ditjen Perkeretaapian (KA) Kementerian Perhubungan. ”Surat-surat itu sebenarnya sudah di meja pejabat-pejabat itu. Tinggal diteken saja sama mereka,” tuturnya di kesempatan terpisah.
Dia menjelaskan bahwa dokumen yang masuk ke Ditjen PK adalah naskah perjanjian penerusan hibah (NPPH) dan pedoman penggunaan dana hibah di Ditjen Perkerataapian. ”Mereka support. Itu sih saya anggap sudah selesai. Walaupun belum ada tanda tangan, saya pikir isunya sudah selesai. Kalau mundur, enggak ya. Sebab, groundbreaking saya targetkan Oktober,” kata dia.
Terkait kemungkinan mundurnya pelaksanaan proyek itu, dia membantah. Dono memastikan bahwa proyek itu tidak akan mundur lagi. Sebab, semua pihak yang berkepentingan telah duduk bersama untuk menyepakati kelanjutan megaproyek itu. ”Semua sudah sepakat kok,” ucapnya.
Terkait pemotongan dana hibah dari pemerintah pusat kepada Pemprov DKI untuk pembangunan MRT, dia menyebut bahwa hal itu merupakan bagian peninggalan masa lalu yang harus dikerjakan PT MRT saat ini. (YAP/JPNN)