Angkutan Penumpang Seret, PT KAI Optimalkan Bisnis Komersialisasi Non-Angkutan

Ilustrasi : berbagai toko di stasiun - bumntrack.co.id

Jakarta – PT Api Indonesia (KAI) berupaya untuk terus mencari cara dalam meningkatkan kinerja di tengah kondisi krisis pandemi seperti sekarang. Salah satu upaya yang dilakukan oleh KAI adalah dengan memaksimalkan komersialisasi non .

Menurut VP Public Relations KAI Joni Martinus, bisnis komersialisasi non angkutan dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan lewat banyaknya potensial milik KAI untuk diusahakan. “Komersialisasi non angkutan terus kami optimalkan sebagai bentuk adaptasi KAI di tengah pandemi COVID-19. Kami menyadari aset KAI yang tersebar di Jawa dan Sumatera dapat lebih bernilai guna sehingga penting untuk diberdayakan,” jelas Joni, Kamis (24/6), seperti dilansir Detik.

Lebih lanjut Joni memaparkan, bentuk komersialisasi non angkutan KAI berupa kerja sama pemanfaatan aset , sarana, ROW (right of way), Non ROW, maupun museum. Sedangkan untuk kerja sama pemanfaatan aset di stasiun, masyarakat bisa memanfaatkan berbagai titik stasiun, seperti ruangan, bangunan, gedung, gudang, dan tanah untuk promosi, minimarket, gudang, cafe, ATM, dan sebagainya.

Lalu, untuk kerja sama pemanfaatan aset berupa sarana misalnya, KAI menyediakan kereta makan, kereta wisata, entertainment on board, mesin perawatan jalan rel dan prasarana penunjang, serta Balai Yasa/Dipo. “Hampir seluruh aset KAI dapat dimanfaatkan masyarakat dengan skema kerja sama. Pada prinsipnya pemanfaatan aset dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu operasional dan tidak mengubah status kepemilikan pada aset yang dimanfaatkan,” sambung Joni.

Berbagai inovasi pun terus dilakukan oleh KAI pada sektor komersialisasi non angkutan. “KAI juga telah mengoptimalkan pendapatan dari aplikasi KAI Access berupa iklan dan last mile dengan Taksi Bluebird serta secara berkelanjutan tengah dilakukan pengembangan layanan first mile dengan Taksi Bluebird, top up E-money Mandiri, dan sebagainya,” ungkapnya.

“Ke depan, KAI akan berinovasi dengan menggunakan skema kerja sama pengelolaan aset berupa profit/revenue sharing. Model bisnis tersebut menjadi alternatif selain persewaan. KAI juga akan mengembangkan komersialisasi non angkutan berbasis informasi sehingga akan mempermudah mitra dalam bekerja sama dengan KAI,” imbuh Joni.

Pendapatan KAI pada sektor komersialisasi non angkutan menunjukkan tren positif. Pada tahun 2019, pendapatan KAI di sektor itu mencapai Rp719,1 miliar, naik 19% dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp606,3 miliar. Lalu, di tahun 2020 menjadi Rp 625,9 miliar karena terdampak pandemi.