Margasari – Meski masa libur dan arus balik Nataru (Natal dan Tahun Baru) telah berakhir, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 5 Purwokerto masih menyiagakan alat material untuk siaga (AMUS) di jalur-jalur lintasan yang rawan bencana. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi terjadinya insiden di tengah cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi di wilayah Daop 5.
“Untuk sementara, AMUS yang saat masa angkutan Nataru disiagakan, sampai sekarang tidak ditarik. Alat itu masih tetap disiagakan di titik-titik resort unit,” ujar Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Ixfan Hendriwintoko, Jumat (26/1), seperti dilansir Radar Tegal.
Lebih lanjut Ixfan menjelaskan bahwa alat dan material siaga bencana yang masih disiagakan antara lain berupa perancah, bantalan kayu, balas kricak dan pasir. Alat-alat tersebut siap untuk ditarik sewaktu-waktu ke lokasi bencana untuk mengatasi gangguan pada jalur rel kereta api, misalnya longsor dan tanah bergerak.
Alat-alat material tersebut disiapkan di 17 resort unit, di antaranya di resort 5.1 Slawi, resort 5.2 Prupuk, dan resort 5.3 Bumiayu. Guna memastikan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api di wilayahnya, PT KAI Daop 5 Purwokerto juga sudah melakukan pemeriksaan detail di semua lintas, pengecekan alat pengaman dan jalur, perbaikan atau penggantian peralatan, dan penutupan perlintasan sebidang tanpa izin (liar).
Menurut Ixfan, pelayanan kereta api selama masa libur Nataru 2018 telah berlangsung cukup baik. Pasalnya, semua perjalanan kereta api dilaporkan aman, lancar, dan terkendali sesuai rencana operasi yang ditetapkan. “Selain itu, para petugas di lapangan yang menjalankan posko juga telah bekerja dengan baik sehingga komitmen untuk zero accident juga terwujud,” bebernya.
Tak hanya AMUS, PT KAI juga sebelumnya telah menyiapkan posko 24 jam selama masa Nataru di titik rawan bencana longsor, banjir, dan amblas di seluruh jalur kereta api. Titik-titik rawan longsor terletak di Lintas Selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Ciganea-Purwakarta, lalu antara Cimekar-Bumiwaluya-Cipeundey, lintas Banjar-Maos, Kroya-kutoarjo, Prupuk-Purwokerto, serta lintas Semarang-Kaligawe.