JAKARTA – Di tengah himbauan Kementrian Perdagangan agar BUMN menunda atau menjadwal ulang impor pesawat dan lokomotif, nampaknya PT KAI tetap akan mendatangkan pesanan 100 unit lokomotif asal AS dan Jerman.
Hal ini dikarenakan perusahaan akan merugi jika menunda secara sepihak seluruh kontrak impor pesawat maupun lokomotif.
Kepala Humas KAI, Sugeng Priyono mengungkapkan, pihaknya telah mendatangkan sekitar 60% pesanan lokomotif impor dari Amerika Serikat dan Jerman dari total order lokomotif sebanyak 100 unit, dan sisanya akan didatangkan berdasarkan kontrak pembelian. Namun Sugeng tidak bersedia membeberkan berapa jumlah lokomotif yang akan tiba di Indonesia hingga akhir tahun 2013 ini.
Kedatangan lokomotif tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun 2014. Lokomotif tersebut memiliki dua tipe, yakni tipe 206 dari pabrikan di AS sebanyak 56 unit dan tie 205 dari pabrikan Jerman sebanyak 44 unit. Nilai investasi satu lokomotif pun tidak main-main, tiap lokomotif dipatok seharga Rp 24 Miliar.
Setelah melakukan evaluasi pembayaran atau kontrak pembelian komponen, PT KAI mengambil langkah sejalan dengan himbauan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mendesak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menunda atau menjadwal ulang impor lokomotif supaya mengendalikan inflasi impor, maka KAI juga akan menjual rupiah untuk membayar pemesanan barang-barang impor.
“Antisipasi kami untuk tetap melakukan pembayaran adalah dengan menjual rupiah tapi tidak secara membabi buta,” ungkap Sugeng.