PT KAI Rancang Kereta Api Sleeper untuk KA Eksekutif Jarak Jauh

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro - finance.detik.com
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Edi Sukmoro - finance.detik.com

– PT Indonesia (KAI) mengungkapkan rencananya untuk menggandeng PT Industri Api (INKA) menciptakan Kereta Api Sleeper. KA Sleeper nantinya memiliki kursi yang dapat dipakai para kereta api jarak jauh untuk tidur selama . Konsepnya sendiri hampir sama seperti yang ada di pesawat kelas bisnis.

“Kita akan mencoba kerja sama dengan IINKA membuat kereta yang langsung () bisa tidur, sleeper. Bukan kamar lagi ya. Bukan kamar,” jelas Direktur Utama (KAI), Edi Sukmoro di Jakarta, Jumat (14/7), seperti dilansir Bisnis.

Sebagai permulaan, rancangan kereta sleeper ini akan diujicoba terlebih dahulu sekitar 30-40 kursi untuk KA eksekutif jarak jauh dengan -rute utama seperti Surabaya dan Yogyakarta. Apabila peminatnya cukup banyak, pihak KAI akan memperbanyak jumlah fasilitas tersebut.

Dengan adanya kereta api sleeper, masyarakat yang sedang melakukan perjalanan jauh diharapkan bisa tidur di dalam kereta dengan nyaman dan siap untuk kembali beraktivitas ketika tiba di tempat tujuan. “Jadi nanti penumpang bisa istirahat, ketika sampai bisa langsung bekerja,” papar Edi.

Pengadaan kereta api sleeper dilakukan usai rapat direksi menyetujuinya. Menurut Edi, pihak direksi memprediksi jika masyarakat yang membutuhkan kereta api sleeper saat melakukan perjalanan jarak jauh kemungkinan cukup banyak. Kelak kereta api sleeper yang hendak dioperasikan tak akan mencapai satu rangkaian kereta. KAI menyatakan jika KA sleeper akan segera dioperasikan dalam waktu dekat.

Lebih lanjut Edi mengatakan jika KAI juga sedang mempertimbangkan untuk membeli kereta kecepatan menengah (middle speed) dengan kecepatan maksimal 160 km per jam, tetapi saat nantinya kecepatan dibatasi menjadi 110 km per jam, terutama karena di Indonesia masih banyak perlintasan sebidang.

Tiap tahun KAI telah menambah 3 rangkaian kereta api untuk peremajaan dan langkah ini juga harus didukung dengan sarana prasaran yang memadai. “Untuk itu kita terus menunggu pengerjaan jalur double double track karena jalur yang sekarang sudah jenuh, sarana sudah tidak bisa ditambah lagi,” tandasnya.