PT KAI Tertibkan Bangunan Liar di Wilayah Rumaja

PURWOREJO – Ruang manfaat jalur KA (rumaja) di wilayah Daop 5 banyak digunakan oleh liar. Mengatasi hal ini Daop 5 Purwokerto melakukan untuk membuat rumaja bersih dari bangunan liar.

Seluruh wilayah Daop 5 yang terbentang sepanjang 324 kilometer mulai dari Tegal – Kutoarjo, Banjarpartroman – Kroya dan Maos – Cilacap didapati sebanyak 70 bangunan liar yang ada diwilayah rumaja. Pembongkaran bangunan liar ini akan dilakukan pada awal Desember kali ini.

Surono, Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto menegaskan bahwa Koridor Slawi hingga Tegal merupakan wilayah yang banyak bangunan liarnya di area rumaja. Di wilayah ini terdapat 18 bangunan liar yang harus ditertibkan. Sedangkan di wilayah Karangkandri – Cilacap terdapat 13 bangunan liar, wilayah Lebeng – Gandrungmangun terdapat 11 bangunan.

Penertiban rumaja ini akan dilaksanakan awal Desember 2013 baik bangunan yang ada di emplasemen maupun luar emplasemen sepanjang jalur .

“Januari 2014 penertiban bangunan liar area rumaja harus selesai,” katanya.

Penertiban ini dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dalam pasal 38 ditegaskan bahwa rumaja api hanya diperuntukkan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan daerah tertutup untuk umum.

“Banyak bangunan berdiri di area terlarang tersebut. Bangunan tersebut berupa rumah tinggal, warung, kios, bengkel, kandang ternak dan bangunan lain,” jelas Surono.

Sebagian bangunan yang berdiri itu adalah bangunan liar tanpa ijin dan beberapa bangunan merupakan bangunan yang sengaja ditambahkan oleh penyewa lahan milik PT KAI yang dibangun diluar kontrak perjanjian sewa lahan.

“Semua saluran kabel sinyal dan telekomunikasi berada di area rumaja. Tentu sangat riskan jika ada bangunan di sekitarnya. Rumaja adalah area selebar 6 meter dari  titik tengah jalur rel ke sebelah kanan dan kiri sepanjang jalur kereta api. Sesuai undang- undang area ini harus steril, terlarang untuk segala jenis kegiatan umum, apalagi untuk  pendirian bangunan,” terangnya.

Tentang Mirza Pratiwi 347 Articles
Kontributor berita, berasal dari Madiun: pusat pengembangan industri kereta api di Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan studi Teknologi Informasi di Universitas Negeri Malang. Penulis yakin bahwa masalah transportasi di Indonesia akan lebih baik jika difokuskan pada pembangunan sistem transportasi masal.