
Jakarta – PT Kereta Api Indonesia rupanya menutup sementara tempat penitipan sepeda yang diperuntukkan calon penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Universitas Pancasila, Jagakarta, Jakarta Selatan.
Menurut Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, tempat parkir sepeda memang ditutup sementara lantaran ada perbaikan. “Saat ini dilakukan penataan keseluruhan manajemen penitipan sepedanya, sedang dilakukan pengaturan ulang untuk kenyamanan bersama,” ujar Eva, Kamis (14/9), seperti dilansir dari Kompas.
Perbaikan tempat penitipan sepeda untuk calon penumpang KRL bukan hanya di Stasiun Universitas Pancasila, tetapi juga di seluruh stasiun yang berada di Jakarta. Selama proses peremajaan tempat penitipan sepeda, tak ada alternatif lain untuk calon penumpang KRL yang ingin menitipkan sepedanya. “Keseluruhan stasiun. Sementara belum ada pengalihan,” katanya.
Sementara itu, komunitas sepeda Bike To Work (B2W) sebelumnya telah mengkritik banyaknya sepeda yang hilang di parkiran stasiun KRL Jabodetabek. “Kejadian hilangnya sepeda di tempat parkir di stasiun commuter line terus terjadi, dan trennya semakin meningkat,” demikian kata komunitas B2W di akun Instagram-nya, Rabu (14/9).
B2W kemudian melakukan audit fasilitas parkir sepeda di semua stasiun kereta Jabodetabek pada 14-24 September 2022. Namun, B2W menemukan bahwa PT KAI menjawab kritik mereka dengan justru menghilangkan fasilitas parkir. “Kami mau melakukan audit fasilitas di stasiun-stasiun Commuter Line. Ini malah dijawab dengan solusi penghilangan tempat parkir. Sungguh tidak masuk di akal,” ujar Ketua Umum B2W Indonesia Fahmi Saimima.
Fahmi berpendapat, di kawasan perkotaan sebenarnya kereta dan sepeda bisa dikombinasikan untuk melakukan perjalanan. Kombinasi tersebut menurutnya adalah solusi untuk mengatasi kemacetan, polusi/emisi, hingga tingkat kecelakaan lalu lintas. Berbeda dengan MRT yang cukup baik melayani pesepeda, menurut Fahmi commuter line masih cenderung tutup mata.
“Para pesepeda yang menggunakan MRT sudah cukup baik dilayani. Sepeda berukuran ‘normal’ bahkan dibolehkan berada di dalam gerbong di luar jam sibuk. Yang sejauh ini masih tutup mata, atau belum sepenuhnya serius mengakomodasi pesepeda, adalah Commuter Line. Pesepeda yang menggunakan sepeda lipat memang bisa membawa sepedanya ke dalam gerbong,” ucapnya.
“Tapi, untuk mereka yang menggunakan sepeda gunung dan lain-lain yang berukuran serupa tidak bisa dan harus meninggalkan sepedanya di stasiun. Di sinilah problemnya. Sebab kebanyakan tempat parkir yang disediakan tidak mudah diakses dan tidak aman. Tidak ada pula jasa penitipan sepeda,” sambung Fahmi.
Leave a Reply