
BANDUNG – PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) DAOP 2 Bandung mempersilakan para pihak hotel, biro wisata, atau jenis penjemputan lain untuk menjemput wisatawan di Stasiun Banjar. Hal ini dilakukan untuk merespons keluhan masyarakat terkait adanya pungutan liar atau pungli di sekitar Stasiun Banjar oleh sejumlah oknum pelaku jasa transportasi lokal.
“PT KAI DAOP 2 Bandung menjamin tidak ada pungli yang diduga dilakukan oleh oknum jasa transportasi tertentu kepada pihak penjemputan hotel atau biro wisata saat beraktivitas di area Stasiun Banjar,” jelas Manajer Humas PT KAI DAOP 2 Bandung, Joni Martinus. “PT KAI akan menindak tegas kalau terbukti pihak-pihak yang menghalangi penjemputan penumpang atau wisatawan di Stasiun Banjar.”
Sebelumnya, pihak Hotel Sun Inn Pangandaran sempat mengeluhkan dugaan praktik pungli yang dilakukan sejumlah oknum. Mereka menuding bahwa oknum pelaku jasa transportasi ojek dan becak di sekitar Stasiun Banjar melakoni pungli saat pihak hotel hendak menjemput tamu pengguna jasa kereta api Pangandaran. Keluhan tersebut disampaikan secara terbuka melalui akun Facebook perusahaan.
“Kami yakin tidak ada pungutan liar di area Stasiun Banjar. Saya mempersilakan pihak hotel, biro travel, atau siapa pun yang akan menjemput penumpang kereta api dari Stasiun Banjar untuk melaporkan kalau ada pungutan,” sambung Joni. “Jika ada yang menghalangi, segera sampaikan kepada kami untuk segera ditindak.”
Ia menambahkan, PT KAI sendiri berkomitmen untuk bersama-sama membangun wilayah Jawa Barat bagian selatan. Komitmen ini diwujudkan dengan diluncurkannya KA Pangandaran dengan rute Gambir-Bandung-Banjar dan KA Galunggung dengan rute Bandung-Tasikmalaya. Bahkan, pada masa awal peluncurannya, kereta-kereta tersebut disediakan secara gratis.
“Namun, untuk dapat membangun Jabar bagian selatan, juga diperlukan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran,” tambah Joni. “Karena itu, kami akan menindak tegas jika ada indikasi pihak-pihak yang menghalangi penjemputan penumpang atau wisatawan di Stasiun Banjar yang bisa menghambat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan terbaik.”