Kejujuran dan kebenaran itu semakin langka, kawan.
Ini adalah cerita saya pagi tadi di KRL.
Saya berhasil duduk setelah sempat berdiri. Di depan saya, berdiri seorang ibu yang tampak agak sakit, namun tetap tidak mau saya suruh duduk di tempat saya.
“Cuma masuk angin” katanya sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian ada beberapa ibu yang bilang “Tolong kasih duduk dong, ada yang hamil nih”.
Seorang ibu lain yang duduk di sebelah kiri saya langsung sigap berdiri memberikan tempat duduk kepada seorang perempuan muda yang katanya hamil itu. Dengan penuh semangat, perempuan muda itu menghempaskan pantatnya tanpa peduli posisi perut besarnya.
Saya pernah hamil, dan tidak akan duduk serampangan seperti itu. Saya perhatikan perutnya yang memang besar. Dia mengenakan kaos ketat, celana jeans ketat hingga tonjolan lemaknya kemana-mana, dan saya yakin seyakin-yakinnya itu bukan perut ibu hamil.
Kemudian si perempuan muda itu mengeluarkan Black Berry nya dan mulai BBMan. Saya sengaja agak menyender ke belakang, dan saya (dengan mengesampingkan privasi orang, karena saya curiga) bisa membaca dengan jelas apa isi BBM nya kepada temannya “Anjrit!Penuh banget!Gue berhasil duduk, pura-pura hamil gue!”
Saya pun langsung semprot si perempuan itu.
Saya: mbak nggak hamil kan?
Perempuan Muda (PM): saya? Hamil kok.
Saya: berapa bulan?
PM: (bingung) 8 bulan.
Saya: kapan HPL nya?
PM: (bingung lagi) …
Saya: kalo nggak hamil nggak usah ngaku-ngaku hamil mbak, nggak malu sama yang udah ibu-ibu, yang sakit aja berdiri.
PM: saya hamil kok.
Saya: bohong. Saya baca BBMnya mbak tadi, mbak nggak hamil.
PM: ya udah, kalo mau duduk, duduk aja, jangan ngusir-ngusir orang, jangan kayak gini caranya.
Saya: terus dengan cara gimana?
Akhirnya perempuan muda itu berdiri, mojok di pintu, dan segera turun di stasiun berikutnya. Beberapa orang di dalam KRL lantas rame membicarakannya.
Ada seorang ibu yang berbisik ke saya “Saya pernah hamil mbak, saya tahu persis dari awal, dia tadi nggak hamil, tapi saya mau negur takut, takut malah jadi masalah nanti.”
Saya pun berbisik “Saya sebenarnya juga takut Bu, takut diikutin pas saya turun, terus ditimpukin.”
Jawab si ibu “Nah, kalo udah gitu, bawa aja ke rumah sakit, biar diperiksa, dia beneran hamil atau nggak.”
Perut besar itu belum tentu hamil, kawan. Waspadalah!
Widianti Pratiwa