Blitar – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar akan mengevaluasi sejumlah perlintasan kereta api tak berpalang pintu. Pemkot Blitar mempunyai beberapa pilihan solusi, yakni menutup jalan atau memasang palang pintu di lokasi itu. Evaluasi ini dilakukan setelah adanya kecelakaan maut antara kereta api (KA) Matarmaja dengan mobil penumpang umum.
“Salah satunya adalah perlintasan di Jalan Bakung itu meski ramai yang lewat sana namun fasilitas keamanannya masih sangat minim, selain itu letaknya juga menanjak sehingga rawan kecelakaan,” kata Wakil Wali Kota Blitar, Santoso, Selasa (25/10).
Pada Sabtu (22/10) lalu KA Matarmaja jurusan Malang-Jakarta menabrak angkutan umum yang sedang melewati rel kereta tanpa palang pintu di Jl. Bakung, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar. Kecelakaan tersebut mengakibatkan mobil terlempar hingga 20 meter dan terbakar. Tiga orang penumpang dan sopir angkot tewas.
Di Kota Blitar terdapat 5 titik perlintasan KA yang tidak berpalang pintu. Pada tiap titik, PT Kereta Api Indonesia (KAI) hanya meletakkan lampu sensor kedatangan kereta. Sedangkan semuanya ada di daerah padat lalu lintas. Santoso berjanji akan membahas hal ini dengan pihak-pihak yang terkait.
Karena pemasangan palang pintu akan memakan dana yang cukup besar, maka pihaknya kemungkinan akan melakukan penutupan jalan demi menawarkan keselamatan untuk warga. “Intinya bagaimana membuat warga tidak merasa was-was saat berkendaraan di jalan,” paparnya.
“Lima-limanya akan segera kita upayakan agar aman dan tidak terjadi kecelakaan serupa,” tandas Santoso terkait lima perlintasan KA yang rawan di Blitar tersebut.