
Garut – Usai tak beroperasi selama hampir 4 dekade, PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan kembali mengaktifkan kereta api rute Jakarta-Garut Kota, Garut, Jawa Barat mulai awal tahun 2020 mendatang. Sementara ini, program reaktivasi kereta api telah mencapai 9,5 km dari panjang lintasan sejauh 19,7 km tahap awal yang ditargetkan oleh pemerintah.
Menurut Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, progres pengerjaan reaktivasi kereta tahap awal dari Stasiun Cibatu sampai Garut Kota telah mencapai lebih dari separuh rute yang direncanakan. “Kita berharap akhir tahun sudah mencapai Garut dan awal 2020 sudah bisa dijalankan untuk Jawa Barat,” papar Edi, seperti dilansir Liputan6.
Saat uji coba dilakukan, ada ratusan penumpang yang berasal dari warga sekitar turut memadati kereta yang terdiri dari 3 rangkaian gerbong tersebut. Edi menambahkan, pemanfaatan jalur lawas kereta api itu adalah langkah pemerintah untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. “Karena memang kebutuhan kereta api sangat dibutuhkan karena gak ada macet. Nanti orang Garut kalau ke Cibatu atau ke Bandung tinggal naik kereta api,” ungkapnya.
Pada proses uji coba trek rel yang baru saja dilewati, 2 jembatan utama yaitu Cikoang dan Citameng Sawah Lega yang menghubungkan antara wilayah Cibatu dan Wanaraja pun berhasil dilalui dengan lancar. “Itu jembatan sama panjang, dan ternyata bisa lewat dengan baik,” beber Edi.
Untuk permulaan, PT KAI bakal menyediakan 2 kelas keberangkatan dari Stasiun Garut, yakni kelas ekonomi dan bisnis. “Kalau dibutuhkan nanti ada eksekutifnya juga,” ucap Edi. Sayangnya pihak KAI masih belum menentukan besaran harga tiket untuk kereta dari Garut tersebut. “Harga tiket belum dihitung kerana mempercepat kereta dulu,” paparnya.
Edi juga mengaku optimis bahwa pelayanan jalur kereta api menuju Garut dapat segera dinikmati oleh masyarakat. “Itu tahapan pertama dari Garut sampai Bandung dulu, tapi kalau dibutuhkan dari Garut ke Jakarta kita upayakan,” kata Edi.
Pada permulaan, KAI berencana mengoperasikan gerbong kereta dari dan ke Garut dengan kapasitas mencapai 500 orang sekali angkut. “Untuk rangkaian gerbong barang belum kami pikirkan, sekarang fokus ke penumpang dulu,” pungkasnya.