
Yogyakarta – PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya resmi meluncurkan KA Wijayakusuma di Stasiun Tugu Yogyakarta pada Selasa (26/9) lalu. KA Wijayakusuma sendiri menghubungkan beberapa kota di Jawa Tengah dan DIY, antara lain Cilacap, Yogyakarta, dan Solo.
“Kereta ini diharapkan akan makin memudahkan masyarakat untuk bepergian ke kota-kota tersebut. Ini bentuk apresiasi dari kami kepada pelanggan,” ucap Executive Vice President PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta, Yusren, seperti dilansir Republika.
Sayangnya kereta ekonomi premium yang berkapasitas 768 penumpang ini load factor atau tingkat keterisian pada hari pertama pengoperasiannya masih di bawah target, yaitu belum mencapai 10% atau hanya sekitar 65 orang sampai hari Selasa siang. Perolehan tersebut adalah jumlah terbanyak apabila dibandingkan dengan okupansi sampai seminggu ke depan. Pada hari Minggu (1/10) mendatang jumlah kursi yang dipesan belum mencapai 50 orang.
“KA Wijayakusuma ini rute baru dan penjualan tiket baru dibuka beberapa hari lalu sehingga belum banyak yang memanfaatkan. Selain menargetkan penumpang dari Solo langsung ke Cilacap, kereta ini juga menyasar penumpang parsial dari Solo menuju Jogja atau Kutoarjo sehingga menjadi alternatif kalau Prameks penuh,” kata Kepala Sub Urusan Customer Care Stasiun Solo Balapan, Arif Firmansyah.
Menurut Firman, adanya penumpang parsial tersebut juga membantu menambah okupansi KA Wijaya Kusuma. Pasalnya, setiap hari tiket KA Prameks selalu ludes terjual. Walaupun termasuk KA jarak menengah, penumpang yang membeli tiket kereta 2 jam sebelum jadwal keberangkatan rupanya tak dikenai tarif khusus.
Seperti halnya KA jarak jauh, tarif KA Wijaya Kusuma sudah dipatok secara pasti. Contohnya saja untuk rute Solo-Jogja adalah Rp 40.000, kemudian relasi Yogyakarta-Cilacap Rp 50.000, rute Solo Balapan-Cilacap Rp 70.000, Kutoarjo-Yogyakarta atau Lempuyangan Rp 25.000, dan Kroya-Cilacap Rp 20.000. Di samping itu, untuk sementara waktu KA Wijaya Kusuma hanya melayani pemesanan tiket untuk keberangkatan hingga 30 hari sebelum keberangkatan.
Lebih lanjut Firman mengatakan, apabila respons pasar cukup baik dan jumlah penumpang KA Wijaya Kusuma telah meningkat, maka bisa saja KAI mengubah aturan penjualan tiket hingga 90 hari sebelum keberangkatan.