Rupiah Melemah, Tarif Parkir di Stasiun Akan Naik

JAKARTA yang mengelola parkir di 21 berencana untuk menaikkan antara Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Rencana ini akibat dari kenaikan biaya investasi penataan lahan parkir yang merupakan imbas dari melemahnya kurs terhadap dollar Amerika.

Hari Sukoco, Direktur Operasional PT Reska Multi Usaha, mengatakan bahwa parkir sepeda motor saat ini Rp 2.000 untuk satu jam pertama, kemudian menjadi Rp 1.000 untuk satu jam berikutnya. Saat ini, tarif parkir sepeda motor maksimal Rp 4.000. ”Tarif baru sepeda motor nantinya diberlakukan maksimal Rp 5.000,” jelasnya, Senin (9/9/2013) kemarin.

Sedangkan tarif parkir mobil yang sebelumnya Rp 4.000 pada satu jam pertama, kemudian Rp 20.00 pada satu jam berikutnya, dan dipatok maksimal Rp 8.000 akan menjadi Rp 10.000.

Menurut Hari, tarif parkir maksimal juga berlaku untuk sepeda motor ataupun mobil yang menginap selama sehari di lahan parkir. Sebagian besar stasiun, sudah menyediakan penitipan kendaraan inap. Namun, hingga kini, anak perusahaan PT KAI tersebut belum menyediakan parkir sepeda.

Kenaikan tarif parkir dibeberapa stasiun ini disebabkan ada kenaikan biaya investasi menyusul melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika. ”Sebagian peralatan parkir yang kami gunakan, seperti gerbang parkir dan parkir, masih menggunakan komponen impor. Biaya investasi yang kami keluarkan naik bersamaan dengan menguatnya dollar Amerika,” ungkap Hari.

Sementara itu, terkait perubahan tarif parkir tersebut, Ahmad Safrudin, Ketua Umum Asosiasi Api (Aspeka) , mengatakan, tarif parkir di area stasiun seharusnya dibuat murah untuk menarik kendaraan pribadi beralih ke moda publik.

”Kalau tarif parkir mahal, tentu tidak menarik bagi pengguna. Tarif parkir progresif dan mahal itu seharusnya diterapkan di kawasan bisnis, komersial, atau pusat kota,” tegasnya.

Ahmad mengatakan, KRL juga diandalkan sebagai moda transportasi menuju pusat kota Jakarta. Oleh karena itu, kereta ini dianggap berperan penting untuk mengurangi kemacetan. Selain itu, untuk menampung lonjakan jumlah penumpang KRL Commuter Line, ketersediaan lahan parkir di stasiun juga merupakan kebutuhan vital.

Seharusnya, pengelola parkir tidak memandang parkir di stasiun sebagai lahan bisnis semata, tapi juga sebagai alat untuk mengatasi kemacetan.

Semakin meningkatnyanya pengguna parkir di stasiun, menurut Ahmad, seharusnya bisa menutup biaya depresiasi dan investasi peralatan tanpa harus menerapkan tarif progresif.

Tentang Dinar Firda Rosa 263 Articles
Peminat studi Teknik Informatika, saat ini bermukim di Malang - Jawa Timur