Madiun – Kereta api kelas bisnis KA Sarangan Ekspres akhirnya berhenti beroperasi tepat di hari ini (Selasa, 16/2), setelah dua tahun beroperasi. Alasannya, KA Sarangan Ekspres sepi peminat sehingga pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan pengeluaran biaya operasional kereta.
Disampaikan oleh Supriyanto, Manager Humas PT KAI Daop VII Madiun, pemberhentian operasional KA Sarangan Ekspres ini sudah sesuai dengan instruksi manajemen PT KAI pusat.
“Kereta Api Sarangan Ekspres terpaksa dihentikan karena terus merugi, biaya operasional lebih tinggi dari jumlah penumpangnya. Jadi keputusannya dihentikan dulu, dan penghentian ini mulai diberlakukan 16 Februari 2016 besok,” ujar Supriyanto ketika dikonfirmasi oleh awak media, kemarin (15/02).
KA Sarangan Ekspres sehari-harinya harus bersaing dengan beberapa kereta api lain yang memiliki relasi sama, diantaranya KA Argo Wilis, KA Logawa, KA Sri Tanjung, KA Sancaka, KA Malioboro Ekspres, dan lainnya. Belum lagi, PO Bus yang melayani rute sama menawarkan tarif lebih murah, jadwal fleksibel, dan waktu tempuh yang relatif sama.
“Pada jam-jam itu sepi penumpang. Jadi selama ini, rata-rata okupansinya rendah, hanya 60% saja. Jika okupansi KA Sarangan tidak terpenuhi 70%, pendapatan yang dihasilkan tidak mampu menutup biaya pengeluaran,” ungkap Supriyanto.
Supriyanto menegaskan, pihaknya telah menutup pemesanan tiket KA Sarangan Ekspres sejak pertengahan November 2015 lalu, yakni pada H-90. KA Sarangan Ekspres mulai beroperasi pada Februari 2014 dengan memanfaatkan rangkaian idle KA Mutiara Selatan. Rangkaian kereta ini terdiri dari 6 gerbong kereta dengan kapasitas penumpang sebesar 360 tempat duduk.