JAKARTA – E-ticketing dan tarif progresif yang berlaku sejak 1 Juli 2013 lalu, mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melakukan penertiban di stasiun-stasiun di Jabodetabek sejak Desember 2012 hingga Juni 2013 lalu. Penertiban yang dilakukan bertujuan untuk mensterilkan stasiun dari kios-kios pedagang.
Penertiban tersebut mensterilkan halaman hingga peron stasiun dari kios pedagang. PT KAI melakukan penertiba ini untuk menyediakan fasilitas berupa lahan parkir atau park and ride khusus untuk penumpang Kereta Rel Listtrik (KRL).
Setelah penertiban tersebut, kini hampir seluruh stasiun di Jabodetabek memiliki lahan parkir luas di halamannya. Namun, hingga kini masih ada beberapa stasiun yang halamannya masih kosong melompong dan sepi karena belum difungsikan sebagai lahan parkir. Salah satunya adalah Stasiun Depok Baru, yang terletak di belakang ITC Depok tersebut.
Sperti dilansir Kompas.com, Jumat (5/7), di Stasiun Depok Baru lahan luas di halaman stasiun masih belum difungsikan secara optimal. Tidak ada fasilitas parkir yang disediakan di lahan seluas 70×40 meter tersebut. Padahal, halaman Stasiun Depok Baru sudah steril sejak Desember 2012. Saat itu, PT KAI melakukan pembersihan terhadap ratusan kios pedagang pada Senin (10/12/2012) dan Kamis (13/12/2012)
Bahkan Staf di stasiun tersebut juga merasa janggal karena lahan tersebut tidak segera difungsikan seperti di stasiun lain. Padahal Stasiun Depok Baru adalah stasiun pertama yang ditertibkan PT KAI diantara stasiun-stasiun Jabodetabek yang lain.
“Padahal udah hampir setengah tahun ya, stasiun lain aja udah pada ada tempat parkirnya,” ujar staf tersebut, tanpa mau disebutkan namanya.
Hingga berita ini dimuat belum ada konfirmasi dari pejabat stasiun terkait lahan tersebut. Menurut informasi, di Stasiun Depok Baru sedang ada pergantian jabatan Kepala Stasiun dari pejabat yang lama Didin Wahyudin ke pejabat yang baru.
Halaman stasiun dijadikan lahan parkir agar warga Depok yang bekerja di Jakarta dan biasanya menggunakan kendaraan pribadi, dapat beralih menggunakan KRL, dengan begitu diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Kota Jakarta.