GUBENG – Beberapa angkutan kota (angkot) mulai menaikkan tarif sendiri, dari awalnya Rp 3.000 menjadi Rp 4.000. Stiker pemberitahuan kenaikan tarif tersebut ditempel di angkot mereka, yakni jauh dekat Rp 4.000.
Iskandar, sopir lin N jurusan Bratang-Jembatan Merah, mengungkapkan, stiker itu bersifat sementara. Sebab, memang belum ada surat keputusan dari wali kota. Jika sudah ada penyesuaian harga resmi, stiker tersebut akan dilepas. ”Nanti jika penumpang memang memberi kami uang pas, akan kami terima. Tapi, tentunya dibarengi pemberitahuan,” ujarnya.
Ketua DPC Organda Surabaya Wastomi Suheri mengungkapkan bahwa belum ada surat resmi dari wali kota mengenai penyesuaian tarif angkot. Kondisi itu memicu para pemilik angkot untuk memasang tarif baru sendiri. Dia pun berharap wali kota segera mengeluarkan surat resmi terkait dengan penyesuaian tarif.
”Mereka (sopir) begitu dilematis saat ini. Jika tarif dinaikkan, mereka khawatir penumpang lari. Jika tarif tidak dinaikkan, pendapatan mereka bisa turun drastis,” ujarnya.
Walau begitu, Wastomi meminta sopir tidak memaksa penumpang. Jika memang penumpang memiliki uang pas, sopir harus mau menerima. ”Jika bisa, surat keputusan dari wali kota sudah terbit Minggu besok (23/6),” ujarnya.
Wastomi pun meminta masyarakat memaklumi kenaikan tarif angkot tersebut. Sebab, jika tarif tidak naik, pendapatan sopir akan turun drastis. ”Jika biasanya membawa pulang Rp 30.000, mungkin mereka akan mendapat Rp 10.000 setiap hari,” ujarnya. (zuk/c5/ai/jawapos)