Stop Aksi Pelemparan Kereta, KAI Gelar Lomba Desain dan Foto

KAI Gelar Lomba Desain dan Foto - @KAI121
KAI Gelar Lomba Desain dan Foto - @KAI121

JAKARTA – Maraknya insiden pelemparan api membuat (PT KAI) prihatin. Untuk mengajak turut serta menghentikan aksi tidak terpuji tersebut, mengadakan campaign competition bertemakan ‘Stop Pelemparan KA’ dengan iming-iming banyak hadiah yang menarik.

Dikutip langsung dari akun Twitter resmi KAI121, campaign competition ini mengajak masyarakat umum untuk mengirimkan hasil karya mereka (foto dan ) yang berupa ajakan untuk tidak melakukan pelemparan terhadap KA yang melintas, serta ajakan untuk menjaga KAI. Peserta bisa meng-upload hasil karya mereka dan mention akun media sosial KAI121, sambil menyertakan hashtag #StopPelemparanKA dan #JagaKAI.

“Upload karya dan campaign mulai tanggal 1 Juli sampai dengan 31 Juli 2018,” tulis perusahaan. “Masa penjurian akan dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2018 sampai dengan 16 Agustus 2018, sedangkan pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2018. Penilaian mencakup pesan dalam desain dan caption serta like, retweet, dan share.”

Ada beragam hadiah atau reward bagi 10 peserta yang beruntung. PT KAI menyediakan 2 smartphone, 2 smartwatch, 2 smartband, dan juga 4 voucher plus goody bag. Selain itu, juga disediakan voucher tiket dan ikut event Sahabat KAI Gathering (waktu menyusul). Informasi lebih lengkap, bisa diperoleh melalui call center 121/021-121, [email protected], kai.id, KAI Access, atau KAI121.

Aksi pelemparan terhadap menggunakan benda keras memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sepanjang masa angkutan Lebaran 5 Juni hingga 26 Juni kemarin misalnya, tercatat ada sepuluh kali insiden pelemparan benda keras kereta api di wilayah PT KAI DAOP 5 Purwokerto yang mengangkut para pemudik.

Dari sepuluh insiden tersebut, aparat keamanan berhasil menangkap sedikitnya empat pelaku pelemparan. Tiga pelaku di antaranya terpaksa harus diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Seorang pelaku teridentifikasi mengalami gangguan jiwa, sedangkan dua kasus lainnya sudah dilaporkan ke pihak kepolisian.