Jakarta – Masyarakat pengguna jasa angkutan umum kereta api jarak jauh tampaknya harus menambah alokasi dana transportasi pada tahun depan, pasalnya Kementrian Perhubungan berencana untuk mengurangi jumlah subsidi kereta api di tahun 2016.
Dirjen Perkeretaaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko menegaskan bahwa pemangkasan Public Service Obligation (PSO) ini berlaku untuk kereta api kelas ekonomi jarak jauh, yang selanjutnya akan dialihkan untuk KRL Jabodetabek.
“Subsidi KRL mungkin sekitar Rp 1 triliun pada 2016, (meningkat) dari tahun ini (yang masih berjumlah) sekitar Rp 900 miliar,” ujarnya saat ditemui di sebuah Hotel di Jakarta, kemarin (16/12).
Menurut Hermanto, putusan realokasi subsidi ini sudah menjadi suatu keharusan mengingat kereta ekonomi jarak jauh penggunaannya tidak sepadat KRL Jabodetabek. Belum lagi ditambah dengan animo penggunaan KRL tersebut yang selalu meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
“Kalau KRL itu kita naikkan Rp 1.000 saja sudah protesnya di mana-mana, padahal tiket KRL itu sudah terlalu murah,” terang Hermanto.
Tentang anggaran subsidi pada tahun 2016 yang mencapai Rp 1,7 triliun, Hermanto belum bisa memastikan berapa jumlah yang akan digunakan untuk subsidi KRL dan jenis kereta lainnya mengingat penandatanganan PSO baru akan dilakukan minggu depan.
Tak hanya KRL, kereta antar kota di beberapa daerah juga akan mendapat bagian dari alokasi subsidi ini, diantaranya adalah KA Prameks relasi Solo – Yogyakarta – Kutoarjo.