JAKARTA – Kementerian Perhubungan telah mengucurkan subsidi kewajiban pelayanan publik (PSO) untuk angkutan kereta api 2017 sebesar Rp2,1 triliun atau naik sekitar 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Alokasi terbesar dari subsidi ini yaitu untuk kereta listrik (KRL) Jabodetabek karena penggunaannya untuk sehari-hari.
Total, subsidi PSO untuk KRL Jabodetabek adalah sebesar Rp1,3 triliun atau sekitar 65 persen. Sementara, rincian alokasi PSO untuk KA Jarak Jauh sebesar Rp135 miliar, KA Jarak Sedang Rp130 miliar, KA Lebaran Rp4,5 miliar, KA Jarak Dekat Rp379 miliar, dan KRD Rp94 miliar.
“Kenaikan 15 persen itu berdasarkan sejumlah pertimbangan, yaitu penambahan kereta perintis dan penambahan kapasitas untuk KRL Jabodetabek yang saat ini sudah mencapai 900.000 penumpang per hari,” jelas Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Buditjahjono.”Jumlah penumpang KRL ini diperkirakan bakal meningkat secara bertahap menjadi 1,2 juta per hari di tahun 2019.”
Dengan penambahan subsidi PSO itu, ditambahkan Prasetyo, tarif KRL tidak bisa begitu saja dinaikkan karena sudah mendapat tambahan PSO. Dengan kenaikan Rp1.000 saja dan jumlah penumpang 900.000 per hari, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) sudah mendapat Rp1 miliar dalam sehari. “Kami juga bakal memperpanjang peron di beberapa stasiun kecil menjadi 10 hingga 12 kereta,” sambung Prasetyo.
Jumlah subsidi yang diberikan itu sendiri sudah sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017 Nomor SP DIPA-999.07.1.- 957337/2017 tanggal 30 Desember 2016. “Dengan pemberian SPO ini, diharapkan masyarakat dapat menikmati layanan KA kelas ekonomi baik antarkota maupun perkotaan dengan tarif terjangkau,” tutup Prasetyo.