
Jakarta – PT Pertamina telah berhasil melakukan uji coba pemakaian gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk bahan bakar lokomotif kereta api di Balai Yasa PT Kereta Api Indonesia (KAI), Yogyakarta. Uji coba ini dilakukan setelah adanya kesepakatan antara Pertamina dengan KAI pada Agustus tahun lalu.
Vice President LNG Pertamina, Didik Sasongko Widi menuturkan jika kelak pemanfaatan bahan bakar gas (BBG) LNG antara KAI dan Pertamina akan diatur lewat sebuah perjanjian komersial.
“Sekarang kan dites di Balai Yasa Yogyakarta. Sudah baik dan hari Selasa kita rencana mau buat ceremony untuk menunjukkan bahwa itu berhasil. Nanti kayak perjanjian jual beli solar aja,” katanya di Pertamina Pusat, Jakarta, Jumat (7/10).
Selain itu Didik mengungkapkan jika penggunaan LNG akan diterapkan oleh KAI mulai kuartal 4 2018, dengan harapan harga minyak kala itu tidak turun. “Kereta LNG ini dapat mulai 2018, kuartal empat, dengan asumsi harga minyak tidak mengalami anjlok,” kata Didik.
Kereta api yang memakai bahan bakar LNG hanya akan diterapkan untuk KA jarak jauh. Pasalnya, pemakaian converter kit atau mesin lokomotif yang dapat digunakan untuk BBG itu harga relatif mahal. Oleh karena itu kurang memungkinkan apabila hanya dipakai untuk perjalanan jarak dekat.
“Antar-Jakarta itu biar pakai solar saja, karena penggunaan jarak jauh ini kan converter-nya mahal, kalau digunakan jarak dekat ya keekonomiannya enggak memenuhi syarat. Kalau jarak jauh kan penggunaan solarnya banyak jadi savings-nya juga jadi banyak,” jelasnya.
Kereta api berbahan bakar LNG tersebut akan dijalankan untuk wilayah Jawa Pantai Utara. Menurut penghitungan pihak Pertamina, kebutuhan LNG untuk bisa menggerakkan kereta api ini sekitar 5 juta metrik standar kaki kubik. LNG untuk KAI akan disuplai dari Tangguh, Bontang, dan Papua. Penerapan ke depannya akan dilaksanakan secara bertahap.